Jakarta (ANTARA) - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) menyatakan praktik pengelolaan hutan lestari dalam skala bentang alam mampu meningkatkan populasi orang utan di Kalimantan Timur.

Spesialis Konservasi Spesies Terancam Punah YKAN, Arif Rifqi mengatakan peningkatan populasi itu terlihat dari pemantauan konsesi hutan di wilayah tersebut.

"Diperkirakan ada kenaikan nilai kepadatan orang utan di kawasan PT Gunung Gajah Abadi dan PT Karya Lestari dibandingkan baseline dari empat tahun lalu,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Baca juga: KEE di Berau Kaltim berupaya jadi model penyelamatan orang utan

Arif menuturkan kepadatan populasi orang utan meningkat 17 persen di konsesi hutan Gunung Gajah Abadi dan sebesar 46 persen pada konsesi hutan Karya Lestari.

Pemantauan orang utan itu menggunakan metode penghitungan jumlah sarang pada transek tegak lurus (line transect). Total pemantauan sebanyak 33 jalur yang tersegmentasi dengan jarak antar-jalur empat kilometer yang mewakili luas wilayah kajian tersebut.

Area kelola hutan yang dilakukan oleh kedua perusahaan tersebut adalah tempat pemantauan populasi dan orang utan di Bentang Alam Wehea-Kelay.

Lebih lanjut, Arif menyampaikan bahwa orang utan adalah satwa yang dilindungi, baik secara nasional maupun internasional.

Menurutnya, hewan itu merupakan spesies payung karena berperan dalam regenerasi hutan dengan menyebarkan biji-bijian pohon yang mereka konsumsi. Apabila orang utan hilang, kondisi itu dapat mempengaruhi hilangnya spesies lain di habitat tersebut.

Orang utan memiliki kemiripan 93 persen dengan DNA manusia, sehingga masih banyak yang dapat dipelajari dari ekologi kera besar itu untuk meningkatkan kesejahteraan manusia.

“Banyak hal tentang orang utan yang belum terkuak, masih panjang perjalanan untuk mengupas peranan orang utan bagi kehidupan manusia. Tidak kalah penting, menegaskan peran manusia bagi orang utan," kata Arif.

Baca juga: TWA Tanjung Keluang jadi lokasi baru konservasi orang utan Kalteng

Baca juga: Satu orang utan dilepas di kawasan konservasi Kotawaringin Barat


Ketua Komisi Daerah Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Kalimantan Timur Asrul Anwar mengatakan pengelolaan hutan produksi tidak terlepas dari sisi ekologi berupa keanekaragaman hayati.

APHI berencana untuk membuat kegiatan dan riset keanekaragaman hayati di seluruh regional, sehingga asosiasi akan memiliki informasi yang menyeluruh dan lengkap.

“Kami berharap Kalimantan Timur bisa menjadi percontohan nasional,” ucap Asrul.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023