Jakarta (ANTARA) - Kepala sekolah memiliki peran penting dalam menentukan sukses atau tidaknya proses belajar di sekolah.

Meskipun demikian banyak yang tidak menyadari bahwa kepala sekolah bukan sekadar menjadi manajer di sekolah, yang menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Lain halnya ketika menjadi seorang pemimpin, kepala sekolah dapat melakukan berbagai perubahan untuk kemajuan sekolah.

“Penelitian mengenai kepemimpinan sekolah dalam satu dekade terakhir, bahwa kepala sekolah bukan manajer. Kepala sekolah adalah pemimpin instruksional yang mana harus mampu membangun situasi yang kondusif,” ujar pemerhati pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia Itje Chodijah, yang  juga Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO itu, di Jakarta, Jumat.

Oleh karena itu, seorang kepala sekolah harus memiliki kekuatan untuk menghimpun kekuatan bersama dengan guru dan juga tenaga kependidikan lainnya di sekolah untuk terus belajar, sehingga setiap insan pendidikan di sekolah mampu meningkatkan kualitas pembelajaran.

Berbicara dalam forum yang bertajuk 'British Council School Leaders Forum 2023: International Partnerships for Global Education Standards in Indonesia”, Itje menegaskan dalam hal itu pengaruh keputusan kepala sekolah akan berdampak pada murid.

Ini bukan berarti kepala sekolah langsung ke kelas. Kepala sekolah memiliki kecakapan untuk membangun kesempatan bagi guru untuk belajar. Ini yang harus dikokohkan di sekolah.

Dalam Perdirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek 6585/B/GT/2020 tentang Model Kompetensi dalam Pengembangan Profesi Guru, disebutkan bahwa seorang kepala sekolah dalam pemimpin pembelajaran, transformasi yang dilakukan oleh Kemendikbudristek tersebut sudah tepat.

Kepala sekolah menjadi pemimpin instruksional yang menggerakkan pembelajaran bagi guru dan insan pendidikan di sekolahnya. Seorang pemimpin instruksional yang efektif memastikan kecukupan sumber daya bagi guru dan siswa.

Tidak hanya siswa saja yang diperhatikan, tetapi juga sarana dan prasarana pembelajaran bagi gurunya.

Kemudian kepala sekolah memiliki pemahaman yang mendalam tentang kurikulum, pengajaran dan asesmen. Kurikulum bukan dokumen, melainkan arah sekolah dan menjadi referensi bagi setiap orang dalam menjalankan sekolah.

Seorang pemimpin instruksional juga selalu menyediakan waktu untuk berbagi dengan sesama guru, sehingga dengan demikian mengetahui bagaimana kondisi yang ada di sekolah itu.

Selanjutnya kepala sekolah seyogyanya juga menjadi teladan bagi warga belajar di sekolah, menjalin kerja sama yang kokoh, serta dapat berkomunikasi secara efektif dan persuasif tentang target dan tujuan sekolah.

Program yang diluncurkan Kemendikbudristek, yakni Guru Penggerak, perlu diapresiasi sebagai bagian dari transformasi guru di Tanah Air. Hal itu juga sudah mendapatkan pengakuan di mata internasional, tepatnya di PBB dan juga UNESCO, yang mengapresiasi transformasi yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia.

Sementara itu, kampus lembaga pendidik dan tenaga kependidikan (LPTK) juga bisa mengadakan forum untuk peningkatan kapasitas kepala sekolah, sehingga dapat dapat membantu percepatan peningkatan kualitas para kepala sekolah di Tanah Air.

Tidak hanya pemerintah, tetapi seluruh elemen juga perlu bergotong royong bersama-sama dengan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita.

Kepsek SDN Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, I Gede Arta Pertama, mengatakan penting bagi seorang kepala sekolah memiliki visi kepemimpinan, yakni bagaimana mewujudkan guru yang profesional dari segi kompetensi, pedagogik, dan penguasaan teknologi.

Jika guru profesional, maka mutu pembelajaran di sekolah akan semakin baik ke depannya. Salah satu cara meningkatkan kompetensi guru adalah melalui komunitas belajar di sekolah.

Guru-guru yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran diajak untuk berdiskusi terkait pembelajaran. Misalnya terkait matematika, karena sejumlah guru lemah pada bidang konsep, maka hal itu dipelajari bersama-sama. Selain itu, pola pikir terkait bagaimana memandang profesi guru juga mengalami perubahan dibandingkan sebelumnya.

Arta yang merupakan lulusan dari Program Guru Penggerak tersebut mengingatkan para guru agar terus menerus meningkatkan kapasitas dirinya dalam mengajar. Hal itu dikarenakan guru pada masa depan akan berhadapan dengan berbagai tuntutan yang tantangannya semakin tinggi.


Kurikulum berperan

Direktur Kampus Binus Internasional Drs Andreas Chang, MBA mengatakan, selain mengenai kepemimpinan, dunia pendidikan mengalami perubahan dengan cepat seiring perkembangan teknologi yang demikian pesat.

Karena itu insan pendidikan tidak bisa lagi berpikir hanya dari satu arah. Perlu adanya kolaborasi bersama dalam memecahkan suatu persoalan. Selain itu, pemimpin pembelajaran juga harus memperhatikan kualitas pendidikan yang ada, tidak hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan.

Salah satu penentu kualitas pendidikan adalah kurikulum yang digunakan di sekolah. Agar siswa dapat menghadapi era global, maka dibutuhkan kurikulum yang bersifat global untuk mempersiapkan siswa dapat menghadapi masa depan dengan baik.

Sebelumnya, Binus nternational dan British Council Indonesia Foundation memberikan pelatihan pada kepala sekolah dan pemangku keputusan dari sekolah-sekolah dari berbagai kota di Tanah Air.

Dalam kesempatan itu, British Council Indonesia Foundation memperkenalkan kurikulum internasional Cambridge, yang dikenal memiliki pendekatan berbeda dari kurikulum yang saat ini masih berlaku di Indonesia, yaitu Kurikulum 2013.

Kurikulum Merdeka yang akan berlaku efektif pada 2024 itu memiliki beberapa kemiripan dengan kurikulum di Cambridge. Tujuan dari kurikulum itu adalah memberikan kebebasan siswa untuk mendalami mata pelajaran yang disukai. Selain itu, kurikulum ini juga mengutamakan kompetensi nonteknis dari para siswa, seperti kemampuan berkomunikasi dan lainnya.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023