Washington (ANTARA) - Komite Etik Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat menyatakan pada Kamis (2/3) bahwa mereka telah membuka penyelidikan terhadap anggota DPR dari Partai Republik George Santos yang membuat pernyataan bohong dalam riwayat hidupnya.

Meski telah mengakui sebagian besar informasi pada riwayat hidupnya yang ia buat untuk pencalonannya adalah bohong, Santos terus menolak mengundurkan diri.

Dalam pernyataannya, Komite Etik menjelaskan bahwa panel komite telah mufakat pada Selasa (28/2) untuk menyelidiki apakah Santos telah melakukan tindakan ilegal pada kampanye pencalonannya tahun lalu dan gagal memberikan pernyataan yang layak sebagaimana diwajibkan DPR AS.

Komite juga akan menyelidiki apakah ia melanggar hukum terkait perannya di sebuah firma keuangan dan dugaan pelanggaran seksual terhadap seseorang yang melamar kerja di kantor DPR-nya, lanjut pernyataan itu.

Berdasarkan temuan penyelidikan terhadap Santos, Komite Etik dapat menjatuhkan hukuman berupa denda atau rekomendasi sanksi disiplin berupa kecaman formal atau teguran.

Santos, pada cuitannya di akun resmi Kongresnya di Twitter, menyatakan ia akan bekerja sama sepenuhnya dengan penyelidikan tersebut.

Anggota DPR yang baru memulai masa jabat pertamanya itu telah mengakui sebagian besar informasi yang ia cantumkan pada riwayat hidupnya adalah bohong.

Pada riwayat hidupnya, Santos mengeklaim dirinya lulusan New York University dan Baruch College, meskipun kedua institusi tersebut mengaku tidak memiliki catatan bahwa dirinya pernah berkuliah di sana.

Santos juga menulis bahwa ia pernah bekerja di Goldman Sachs dan Citigroup, serta mengklaim ia adalah seorang Yahudi dan kakek-neneknya melarikan diri dari Nazi Jerman saat Perang Dunia II. Kedua informasi tersebut tidak benar.

Walau begitu, Santos terus menolak mengundurkan diri meskipun tekanan dari partainya sendiri semakin besar. Ia menyatakan bahwa dirinya telah terpilih secara sah mewakili daerah pemilihan ketiga di negara bagian New York.

Beberapa rekan separtainya di DPR AS telah memintanya mengundurkan diri. Bahkan Ketua DPR AS Kevin McCarthy yang separtai dengan Santos mengakui ia akan "sedikit kesulitan" mendukung Santos apabila nanti mencalonkan diri lagi sebagai anggota DPR.

Partai Republik memiliki suara mayoritas yang amat tipis di DPR AS yang terwujud akibat kemenangan tidak terduga calon-calon Partai Republik pada pemilu anggota DPR November lalu, seperti yang dilakukan Santos yang berhasil merebut daerah pemilihannya dari Partai Demokrat.

Sumber: Reuters

Baca juga: Hasil pemilu sela 2022 perlihatkan politik populis tak laku di AS

Baca juga: Partai Republik di DPR AS tentang RUU China yang dipelopori Demokrat

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023