Jakarta (ANTARA) - Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, pada Jumat (3/3) malam, hingga kini masih menyisakan perasaan sedih kehilangan sosok yang dicintai.

Tak hanya manusia, nyawa seekor hewan pun begitu berharga bagi para pemiliknya maupun pecinta hewan.

Para pecinta hewan yang tergabung dalam "Animal Defenders Indonesia" hanya berbekal keranjang untuk membawa hewan yang sudah mati maupun masih bisa diselamatkan.

Dari lokasi ke tempat lainnya di tengah teriknya panas matahari, mereka tak pernah lelah menanyakan keberadaan hewan yang butuh diselamatkan setelah kebakaran besar tersebut.

Kedatangan mereka sejak Sabtu (4/3) yang berasal dari jarak jauh, seperti Bekasi, Ciledug, hingga Cengkareng, tak mengurungkan niat sebagai relawan untuk menyelamatkan para hewan.
Kala itu mereka melakukan pencarian hingga malam hari yang minim cahaya, banyak reruntuhan bangunan, hingga pecahan beling.

Harapan mereka hanya satu, bisa menemukan satwa yang sakit ataupun selamat dari reruntuhan puing bangunan kebakaran.

Jika ditemukan sakit akan langsung dibawa ke dokter hewan, kalau ditemukan sudah tak bernyawa, maka akan mereka akan dibantu menguburkan secara layak.

Kegiatan mereka diawali dengan mendatangi setiap rumah dengan menanyakan kepada warga atau mencari sendiri hewan yang diduga terjebak.

Salah satu relawan Animal Defenders Indonesia, Martalia menegaskan pihaknya merupakan organisasi non-profit, sehingga mereka tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun untuk menolong hewan yang butuh pertolongan.

"Karena kan perbantuan manusia juga sudah banyak, kita samakan lah makhluk hidup. Jadi (yang lain) silahkan berfokus dengan manusia, sedangkan kami bantu yang hewan," kata Martalia saat ditemui Antara.


Aksi penyelamatan

Aksi penyelamatan satwa itu perlu memperhatikan banyak hal, mulai dari mempertimbangkan kekokohan bangunan, sehingga mereka jika ingin memasuki bangunan harus berhati-hati.

Terlebih, ada juga pecahan beling hingga kabel listrik yang alirannya terputus yang bisa membahayakan warga maupun hewan yang terjebak.

Hingga kini, kurang lebih 15 hewan yang sudah terdata dan jumlahnya akan terus bertambah seiring misi penyelamatan mereka dalam beberapa hari ke depan.

Belasan satwa itu, mulai dari hewan, seperti kucing, burung, ikan, hingga monyet pun ditemukan selama pencarian.

Kebanyakan ditemukan kucing yang mengalami luka bakar yang menyebabkan bulunya botak hingga kulitnya terkelupas. Dari hal tersebut para relawan segera mengantarkan hewan tersebut ke dokter hewan terdekat.

Mengenai dana yang dihabiskan, sang pemilik bernama Doni Herdaru Tona bersama klinik hewan dan donasi dari para donatur bekerja sama mengumpulkan.

Ada banyak cerita penyelamatan yang diceritakan Martalia. Ada sebuah rumah berwarna oranye yang tiga rumah di sekelilingnya terbakar, namun bagian depan rumah oranye itu tidak hancur sama sekali. Sayangnya, pemilik rumah tersebut dikabarkan luka parah dan dibawa ke rumah sakit sehingga kucing mereka tertinggal di dalam rumah.

Saat diselamatkan kucing dalam rumah itu, memang terlihat kondisinya tak ada luka, namun saat diperiksakan ke dokter, ternyata paru-parunya bermasalah.

Dari pintu ke pintu, Martalia dan relawan lainnya berusaha mencari dengan teliti mulai dari mendengar suara hewan hingga menelusuri puing bangunan di lokasi kebakaran tersebut.

Kebiasaan kucing yang sedang sakit memang suka bersembunyi, maka dari itu Martalia bersama relawan lain harus sabar dan telaten saat menangkap mereka untuk dibawa ke dokter hewan.

Dia turut meyakinkan pihaknya akan terus merawat hewan-hewan yang masih hidup, bahkan hingga sang pemilik memintanya kembali, maka akan dikembalikan sampai keadaan hewan sembuh.

Jika sang pemilik tak kunjung datang, maka bisa mereka rawat sendiri maupun dicarikan pemilik yang baru.

Manusia tentu akan merasakan sakit yang sama juga seperti satwa-satwa itu. "Jadi paling tidak rasa nurani kita tersentuh sebagai makhluk hidup,” tutupnya.

Martalia mengaku turut senang sudah membantu banyak orang dalam aksi penyelamatan ini. Baginya tak lebih dari berharga menyelamatkan hewan-hewan yang juga seharusnya mendapat perhatian untuk mendapat pertolongan.

Para pemilik hewan tentu berterima kasih dan pastinya yang merasa lebih berterima kasih karena mereka memiliki visi yang sama dengan tim penyelamat itu.

Martalia menyampaikan jika ada yang membutuhkan pertolongan terkait hewan korban kebakaran, bisa menghubungi hotline tim relawan itu di WhatsApp 08989123789.


Relokasi 

Sebelumnya, pada Jumat (3/3) sekitar pukul 20.10 WIB Depo BBM Plumpang terbakar dan meluas hingga ke permukiman di sekitar depo.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, hingga Senin (6/3) pukul 06.00 WIB, korban meninggal berjumlah 18 jiwa, sedangkan, 37 jiwa sedang dalam penanganan tim medis di rumah sakit.

Sementara itu, menurut data BPBD DKI hingga pukul 06.00 WIB, tercatat jumlah pengungsi akibat terdampak kebakaran itu sebanyak 214 jiwa.

Pertamina telah bekerja sama dengan Koramil Koja, Kelurahan Tugu Selatan, RPTRA Rasela Rawabadak, Puskesmas Kelurahan Rawa Badak Selatan, dan Palang Merah Indonesia, dalam penyediaan posko pengungsi di lokasi aman untuk warga yang tinggal di sekitar Integrated Terminal Jakarta, Plumpang.

Korban saat ini menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit di Jakarta, yaitu RS Pusat Pertamina, RS Pusat Pertamina Jaya, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUD Koja, RSUD Tugu Koja, RS Pelabuhan, RS Pekerja, RS Firdaus, RS Yarsi, RS Mulyasari, dan RS Polri Kramat Jati.

Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri BUMN Erick Thohir dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono agar segera merelokasi tempat tinggal korban kebakaran dalam satu atau dua hari.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023