Jakarta (ANTARA) - Dalam rangka memastikan status kecukupan gizi para siswa, alumni SMAN 68 Jakarta melakukan pengecekan kesehatan di sekolah tersebut pada Senin (6/3), didukung oleh Puskesmas Senen.

"Kegiatan sungguh bermanfaat bagi murid-murid," kata Yunidar selaku kepala sekolah SMAN 68 dalam keterangannya pada Selasa. "Terlebih karena murid-murid kami sebagian besar penerima KJP/Kartu Jakarta Pintar sesuai zonasi."

Selanjutnya di setiap hari Jumat diadakan senam bersama, serta pemeriksaan berat dan tinggi badan, lingkar pinggang, dan asupan tablet penambah darah bagi murid-murid yang memerlukan. Lalu status kondisi gizi murid akan diukur setiap bulan sekali. Edukasi sinambung mengenai keseimbangan gizi dan Kesehatan remaja akan dilakukan oleh Duta Remaja 68.

Kegiatan peningkatan kecukupan gizi dan kesehatan murid ini dilaksanakan oleh alumni SMAN 68 angkatan pertama yang merasa beruntung dapat menimba pengetahuan di SMA itu.

Baca juga: Pentingnya perbaikan gizi pada ibu hamil untuk cegah anak stunting

"Kami berusaha untuk melibatkan dan memperoleh dukungan dari teman-teman alumni yang cukup beruntung dan sukses, untuk ikut membantu kegiatan ini," kata Dr R. Artsanti, M.Si Vice President, Head of Social Investment Dept PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk, yang juga alumnus pertama SMAN 68.

Sementara itu, alumni lain yakni Yusnain Yusuf yang juga founder Desa Bukit Indah Foundation menambahkan bahwa dirinya senang bisa bekerjasama kembali dengan teman-teman masa SMA lebih empat dekade yang lalu.

"Teman-teman sangat bersemangat untuk bekerja bakti dan memberi kembali bagi sekolah yang telah membesarkan mereka."

Dalam kegiatan ini akan dipilih beberapa Duta Remaja yang akan menjelaskan mengenai siklus kehidupan manusia, hal-hal mengenai kecukupan gizi remaja dan dampaknya, kerentanan dan risiko sebagai remaja termasuk kesehatan mentalnya, pentingnya mencintai dan bangga terhadap tanah air, dan bagaimana merancang masa depan yang bermanfaat.

"Kami senang dengan kegiatan yang diadakan oleh alumni ini," kata kepala sekolah. "Karena kami merasa mendapat dukungan dan teman bertukar pikiran dalam mendidik murid-murid."

Kegiatan ini direncanakan akan menjadi kegiatan berkelanjutan (sustainable) dalam upaya menyiapkan Generasi Emas untuk menyongsong satu abad Republik Indonesia.

Satu Abad Indonesia merdeka merupakan masa emas bagi kehidupan bangsa. Di tahun itu Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 9.100 miliar dolar AS dan PDB per Kapita sebesar 30.000 dolar AS. Indonesia menurut IMF (International Monetary Fund) akan menjadi negara dengan perekonomian keempat terbesar di dunia.

Agar hal itu dapat diraih dan berkelanjutan, sejak kini perlu dipersiapkan para remaja yang akan berkiprah dan berperan di masa itu. Untuk itu status kecukupan gizi mereka menjadi sangat penting untuk diperhatikan. Ibaratnya, dalam pertandingan sepakbola atau basket, tak mungkin memenangkan pertandingan jika gizinya kurang.

Kecukupan gizi anak dan remaja merupakan bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs). Seiring peningkatan populasi remaja di Indonesia diperlukan perhatian khusus karena akan berdampak pada tumbuh kembang, pemikiran dan nalar mereka. Hal yang penting ini menjadi pemikiran alumni SMAN 68 Jakarta yang dipimpin oleh Ade Palguna R yang merupakan Sekretaris Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BP2SDM) KLHK yg merupakan angkatan pertama di sekolah itu.

Baca juga: Mencegah anak obesitas dari berbagai penjuru sedari dini

Baca juga: Edukasi gizi demi cegah obesitas dimulai sebelum menikah

Baca juga: IDAI tekankan banyak beri porsi makan tak jamin gizi anak terpenuhi

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023