Ankara (ANTARA) - Aliansi enam partai Turki pada Senin (6/3) telah menetapkan pemimpin partai oposisi Kemal Kilicdaroglu sebagai calon presiden yang akan menghadapi petahana Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu presiden pada 14 Mei.

"Satu-satunya tujuan kami adalah untuk membawa Turki menuju kesejahteraan, kedamaian, dan kebahagiaan," kata Kilicdaroglu, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) kepada sekitar 2,000 peserta sebuah rapat umum di Ankara.

Ia menambahkan bahwa aliansinya akan memerintah Turki dengan musyawarah dan mufakat.

Berbagai survei menyimpulkan bahwa hasil pemilihan presiden dan parlemen akan amat ketat, namun aliansi oposisi sedikit memimpin dibanding partai pemerintah.

Walau begitu, survei pada Jumat (3/3) menunjukkan bahwa Erdogan dan partainya masih memiliki basis dukungan yang kuat.

Pencalonan Kilicdaroglu sebagai presiden memanfaatkan krisis ekonomi berlarut dan inflasi yang terus meningkat, serta kecaman masyarakat atas reaksi pemerintah dalam gempa bumi di selatan Turki yang menewaskan lebih dari 46 ribu jiwa Februari lalu.

Baca juga: Pelajaran penting dari gempa bumi di Turki

Namun, beberapa pengamat meragukan bahwa ia akan dapat mengalahkan Erdogan, pemimpin terlama Turki yang karismanya dalam berkampanye telah mencapai banyak kemenangan dalam pemilu.

Pencalonan Kiricdaroglu menjadi pasti setelah bergabungnya kembali pada Senin Partai IYI yang berhaluan kanan pimpinan Meral Aksener yang sempat keluar dari aliansi oposisi pada Jumat (3/3) karena meragukan kemampuan Kiricdaroglu memenangkan pemilu.

Aliansi tersebut turut menerima usulan Partai IYI untuk menetapkan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu atau Wali Kota Ankara Mansur Yavas, kepala daerah dari partai CHP yang sempat diusulkan sebagai calon presiden oleh Aksener, sebagai wakil presiden apabila Kilicdaroglu menang.

Pada pernyataannya Senin, Kilicdaroglu juga menegaskan bahwa pemimpin lima partai oposisi dalam aliansi tersebut juga akan dijadikan wakil presiden nantinya.

Di hari yang sama, pemimpin partai sayap kiri pro-Kurdi Partai Rakyat Demokratik (HDP) Mithat Sancar menyatakan bahwa partainya akan menyokong Kilicdaroglu setelah pembicaraan terbuka.

"Harapan kami yang jelas adalah transisi menuju demokrasi yang kuat. Jika kita bisa sepakat pada landasan-landasan dasarnya, kami bisa mendukung (Kilicdaroglu) dalam pemilu presiden nanti," kata Sancar.

Baca juga: Erdogan beri sinyal pemilu Turki akan tetap digelar 14 Mei

Erdogan belum pernah menghadapi penantang yang kuat semenjak kemenangan besar partainya pada pemilu 2002. Sejak itu, Erdogan telah membentuk visi Turki sebagai negara dengan kekuatan militer asertif dengan masyarakat saleh dan konservatif.

Aliansi oposisi telah berjanji membatalkan sistem presidensial yang diciptakan Erdogan dengan mengembalikan sistem demokrasi parlementer dan membatasi kekuasaan presiden yang luas apabila menang.

Mereka juga berjanji memulihkan independensi bank sentral Turki yang beberapa tahun terakhir semakin manut pada instruksi Erdogan untuk menetapkan suku bunga rendah sebagai upaya memacu pertumbuhan ekonomi, namun menyebabkan ambruknya nilai mata uang lira dan meningkatkan inflasi.

Aliansi oposisi Turki telah semakin terkonsolidasi sejak berhasil mengungguli AKP pada pemilu di kota Istanbul, Ankara, dan kota besar lainnya pada 2019.


Sumber: Reuters

Baca juga: Erdogan juga menghadapi gempa politik

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023