Betul terpantau nelayan di Laut Andaman, perbatasan antara Pulau Aceh dan Nikobar, India
Banda Aceh (ANTARA) - Lembaga Panglima Laot (laut) Aceh menyatakan bahwa satu kapal yang diduga kuat membawa imigran Rohingya kembali terpantau nelayan Aceh di wilayah Laut Andaman atau berbatasan dengan perairan Aceh.

"Betul terpantau nelayan di Laut Andaman, perbatasan antara Pulau Aceh dan Nikobar, India" kata Sekretaris Panglima Laot Aceh Miftach Tjut Adek, di Banda Aceh, Rabu.

Hal ini disampaikan Miftach Tjut Adek sebagai respon atas beredarnya sebuah video nelayan Aceh yang memperlihatkan adanya satu kapal imigran Rohingya berada di wilayah perbatasan perairan Aceh dan India.

Panglima Laot merupakan lembaga adat laut Aceh yang membawahi nelayan di Aceh. Semua permasalahan yang berhubungan dengan laut di Aceh tidak terlepas dari wewenang lembaga tersebut.

Miftach menyampaikan, informasi adanya kapal imigran Rohingya tersebut telah diterima sejak tiga hari lalu. Namun, belum diketahui pasti saat ini para pengungsi itu sudah berada di wilayah mana.

"Tapi informasi tiga hari yang lalu memang ada kapal mirip Rohingya di perbatasan Nikobar dan Pulau Aceh," katanya.

Ia menjelaskan selama 2023 ini Aceh sudah dua kali kedatangan pengungsi Rohingya. Pertama pada Ahad (8/1) sebanyak 184 orang di kawasan Pantai Lamnga Gampong (desa) Baro Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.

Kemudian, pada Kamis (16/2), satu kapal imigran Rohingya yang membawa 69 pengungsi kembali terdampar di kawasan Mukim Lampanah Leungah, Kecamatan Seulimeum, Kabupaten Aceh Besar.

Kini, satu kapal imigran tersebut kembali terpantau berada di kawasan perbatasan Aceh dan Nikobar India. Belum diketahui pasti kemana arah tujuan pengungsi tersebut, demikian Miftach Tjut Adek.

Baca juga: PBB serukan aksi bersama di kawasan untuk lindungi pengungsi Rohingya

Baca juga: Puluhan imigran etnis Rohingnya terdampar ke Aceh Timur

Baca juga: Perahu kayu Muslim Rohingya terdampar di Aceh

Baca juga: Pondok pesantren siap tampung anak pengungsi Rohingya

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023