Jakarta (ANTARA) - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan mangrove dapat menjadi peluang untuk selanjutnya dielaborasi dalam rencana operasional untuk menurunkan emisi sektor hutan dan penggunaan lahan serta peningkatan serapan karbon atau FOLU Net Sink 2030.

Baca juga: Basarnas tanam 1.000 bibit mangrove di pesisir pantai Tangerang

Sekretaris Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Hanif Faisol Nurofiq mengatakan mangrove memiliki kontribusi yang besar dalam menyerap emisi karena bisa menyerap dan menyimpan karbon kurang lebih lima kali lebih besar dibanding ekosistem hutan daratan.

"Mangrove telah dimasukkan dalam gas rumah kaca nasional dalam kategori lahan basah (lebih pada vegetation cover, belum kepada below gorund dan soil) serta dalam penetapan tingkat Forest Reference Emission Level (FREL) untuk REDD+ dan estimasi hasil REDD+," ujarnya dalam pernyataan di Jakarta, Rabu.

Melalui FOLU Net Sink 2030 itu, KLHK ingin mencapai tingkat emisi gas rumah kaca sebesar minus 140 juta ton setara karbon dioksida pada tahun 2030, mendukung netralitas karbon sektor kehutanan, dan memenuhi NDC yang menjadi kewajiban nasional Indonesia sebagai kontribusi bagi agenda perubahan iklim global.

Hanif menuturkan mangrove belum termasuk ke dalam sektor hutan dan lahan pada dokumen LTS-LCCR. Namun, ke depan, mangrove akan termasuk dalam karbon biru (karbon yang tersimpan dalam ekosistem pesisir meliputi ekosistem perairan yaitu mangrove, padang lamun, dan terumbu karang).

Potensi karbon biru yang cukup tinggi pada mangrove meliputi above ground biomass sebanyak 17 persen, soil mangrove sebanyak 78, dan below ground biomass sebanyak 5 persen.

Pada lokakarya FOLU Net Sink 2030 di Sulawesi Utara, Selasa (7/372023), Hanif mengungkapkan bahwa Sulawesi Utara adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki hutan mangrove yang luas.

Luas hutan mangrove di wilayah tersebut mencapai 11.766 hektare dengan komposisi mangrove jarang seluas 6 persen, mangrove sedang seluas 19 persen, dan mangrove lebat 75 persen.

"Wilayah hutan ini yang harus dijaga oleh seluruh lapisan masyarakat Sulawesi Utara," pesan Hanif.

Baca juga: Basarnas Bandung tanam bibit mangrove hijaukan pantai Cirebon

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023