Sarinah banyak menginspirasi Soekarno
Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Sejumlah penggiat kesetaraan gender yang tergabung dalam Forum Perempuan Tulungagung, Rabu melakukan seremoni ziarah makam Sarinah di kompleks pemakaman umum Kelurahan Kepatihan, Tulungagung, Jawa Timur dalam rangka memperingati Hari Perempuan se-Dunia.

Mengenakan pakaian warna gelap, sebagian mengenakan bawahan kebaya, berdoa dan menabur bunga di atas pusara makam Sarinah, sosok perempuan yang memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan tokoh proklamator Soekarno semasa kecil.

"Keteladanan Sarinah terhadap Soekarno semasa kecil, menginspirasi kita untuk berbuat lebih baik lagi di segala lini kehidupan. Sebagai individu di dalam lingkungan sosial berbangsa dan bernegara ini,: kata salah satu aktivis perempuan Tulungagung, Rizka Umami.

Menurutnya, Sarinah layak menjadi contoh bagi perempuan Indonesia. Kendati status sosialnya yang hanya sebagai pembantu Bung Karno semenjak kecil, namun perannya dalam membentuk kepribadian tokoh bangsa yang mendunia di eranya itu sangatlah besar.

Perempuan asal Mojokerto ini banyak memberi pelajaran terhadap Soekarno akan nilai-nilai humanisme. Sarinah juga mengajarkan Soekarno untuk selalu mencintai rakyat jelata dan bersikap jujur.

Baca juga: Hari Perempuan Sedunia, generasi muda didorong wujudkan setara gender
Baca juga: Paus Fransiskus serukan kesempatan setara bagi wanita

Dalam autobiografi Bung Karno: Penjambung Lidah Rakjat Indonesia yang ditulis oleh Cindy Adams, Soekarno mendeskripsikan seperti apa Sarinah saat tinggal di rumah mereka.

Sarinah disebut menjadi bagian rumah keluarga Soekarno. Nama Sarinah juga disematkan oleh Soekarno menjadi nama sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.

"Meskipun hanya merupakan seorang pengasuh namun Sarinah banyak menginspirasi Soekarno," ujarnya.

Rizka mengatakan, ia bersama sejumlah penggiat muda lintaskelompok yang memiliki visi sama dalam isu kesetaraan gender ini memilih momentum Hari Perempuan se-Dunia untuk menggelar seremoni ziarah ke makam Sarinah.

Beberapa kegiatan bertema keperempuanan juga digelar dengan mengambil tema besar embrace equity atau merangkul kesetaraan.

Mereka mengusung isu persamaan kesetaraan perempuan di dunia digital. Saat ini meski ruang di dunia digital bisa diakses, namun banyak ketimpangan yang terjadi. Pelecehan seksual di dunia digital menjadi salah satu contoh kasus.

"Semoga ke depan perempuan Indonesia dapat lebih mandiri dan dapat mengambil peran terutama di dunia digital," katanya.

​​​​​​Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Komnas dorong aturan pelaksana UU TPKS
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023