Washington (ANTARA) - Regulator pasar utama AS akan meluncurkan upaya baru untuk mengontrol bagaimana broker, dealer dan lainnya menangani risiko peretasan dan menanggapi pencurian data pelanggan serta melanjutkan upaya pengaturan keamanan siber di sektor keuangan.

Lima anggota Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan melakukan pemungutan suara pada 15 Maret untuk mengeluarkan tiga proposal baru, menurut situs web agensi tersebut. Sejak tahun lalu, komisi tersebut telah meluncurkan serangkaian proposal keamanan siber dengan alasan meningkatnya bahaya bagi perusahaan publik dan investor.

Komisi akan memilih apakah akan mengusulkan untuk meminta pialang-dealer, lembaga kliring, dan lainnya untuk mengatasi risiko peretasan dengan mengadopsi kebijakan internal, memperingatkan komisi atas insiden dan mengungkapkannya secara publik.

Proposal serupa yang dirilis tahun lalu berlaku untuk penasihat investasi dan menarik keberatan dari beberapa kelompok industri, yang mengatakan meminta perusahaan investasi untuk melaporkan insiden peretasan secara rahasia dalam waktu 48 jam dapat menghambat upaya untuk memperbaiki masalah dengan cepat.

Proposal lain yang sedang dipertimbangkan pada 15 Maret termasuk apakah akan meminta pialang, dealer dan manajer uang untuk memiliki program guna mengatasi akses tidak sah ke informasi pelanggan, termasuk dengan memberi tahu orang-orang yang terkena dampak, dan apakah akan memperluas jangkauan entitas yang tunduk pada aturan SEC pada teknologi dan infrastruktur pasar.


Baca juga: Perusahaan kripto harus terdaftar di Komisi Sekuritas dan Bursa AS
Baca juga: SEC AS sedang selidiki perdagangan Wall Street dalam blok besar saham
Baca juga: Australia akan reformasi regulasi keamanan siber

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023