Saya pikir ada spekulasi bahwa ada masalah yang lebih luas dalam sistem perbankan AS, atau ada potensi itu, dan itu menyebabkan pemikiran ulang terhadap kebijakan Fed
Singapura (ANTARA) - Saham-saham Asia melemah pada awal perdagangan Jumat, terseret penurunan ekuitas perbankan, sementara obligasi menguat dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS berkurang setelah peningkatan modal mengejutkan di pemberi pinjaman startup Silicon Valley meredupkan kekhawatiran akan tekanan sistem perbankan yang lebih luas.

Indeks MSCI untuk saham Asia-Pasifik di luar Jepang tergelincir 1,3 persen ke level terendah dua bulan, dengan saham bank dan teknologi Hong Kong memimpin kerugian, sementara pasar berjangka London dan Eropa masing-masing turun lebih dari 1,0 persen.

Baca juga: Saham Asia dibuka tertatih-tatih karena data dukung Powell "hawkish"

Nikkei Jepang kehilangan 1,3 persen pada awal perdagangan, indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 2,2 persen, indeks saham-saham unggulan China CSI 300 jatuh 0,7 persen, indeks Shanghai jatuh 0,7 persen dan indeks acuan S&P500/ASX Australia tergelincir 1,9 persen.

Dolar AS menguat dan obligasi jangka pendek memperpanjang kenaikan tajam semalam - mendorong imbal hasil dua tahun turun sembilan basis poin lagi menjadi 4,8068 persen.

Fed fund berjangka juga reli kuat, menarik perkiraan pasar untuk puncak suku bunga AS dari atas 5,6 persen menjadi sedikit di bawah 5,5 persen, dan memperkirakan peluang 50 persen untuk kenaikan 50 basis poin Fed bulan ini, turun dari lebih dari 70 persen sehari sebelumnya.

Pergerakan tersebut mengikuti SVB Financial Group, induk dari pemberi pinjaman startup Silicon Valley Bank, mencatat "pembakaran uang tunai" yang lebih tinggi dari perkiraan dari klien, jatuhnya simpanan dan meningkatnya biaya modal. SVB mengumumkan penjualan ekuitas beberapa jam setelah pemberi pinjaman yang berfokus pada kripto, Silvergate, mengatakan akan ditutup.

Saham SVB masih meluncur setelah bel penutupan dan telah kehilangan sekitar 70 persen nilainya dalam 24 jam. Saham Titan yang terseret bersamanya, dengan J.P. Morgan Chase & Co kehilangan 5,4 persen, Citigroup turun 4,1 persen dan pemberi pinjaman besar di Asia dan Australia mengalami penurunan - meskipun pada tingkat yang lebih rendah - pada Jumat pagi.

"Saya pikir ada spekulasi bahwa ada masalah yang lebih luas dalam sistem perbankan AS, atau ada potensi itu, dan itu menyebabkan pemikiran ulang terhadap kebijakan Fed," kata ekonom ING, Rob Carnell, di Singapura.

"Pemikirannya adalah jika apa yang dilakukan Fed menyebabkan tekanan ini, maka mungkin mereka tidak akan melakukannya lagi," katanya.

"Tapi ini adalah langkah besar di belakang apa yang tampaknya merupakan spekulasi yang cukup halus ... yang hanya menunjukkan betapa gelisahnya pasar saat ini, dan ini telah menyebar ke semua pasar lainnya."

Menambah kegelisahan, para pedagang menahan diri menjelang pertemuan bank sentral Jepang (BoJ) pada Jumat - yang terakhir di bawah tanggung jawab Gubernur Haruhiko Kuroda - dan data pekerjaan AS yang akan dirilis hari ini yang kemungkinan akan mengatur nada untuk prospek suku bunga AS.

BoJ kemungkinan akan mempertahankan suku bunga sangat rendah dan menunda perubahan besar pada kebijakan pengendalian imbal hasil, membiarkan opsi terbuka menjelang transisi kepemimpinan pada April.

Baca juga: Saham Asia jatuh, dolar menguat setelah komentar Powell yang "hawkish"
 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023