Laporan media lokal itu menyebutkan bahwa Vietnam berencana memproduksi dan mengimpor 284,5 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik pada tahun ini.
Hanoi (ANTARA) - Vietnam akan meningkatkan penggunaan batu bara, gas dan memobilisasi sumber-sumber energi terbarukan untuk menjamin pasokan listrik yang memadai di negara tersebut, menurut laporan Vietnam News pada Kamis (9/3).

Langkah tersebut dilakukan setelah permintaan terhadap sumber daya alam tersebut diproyeksikan akan naik pada 2023.

Laporan media lokal itu menyebutkan bahwa Vietnam berencana memproduksi dan mengimpor 284,5 miliar kilowatt-jam (kWh) listrik pada tahun ini. Jumlah tersebut, 16 miliar kWh lebih tinggi dari angka pada 2022, dan 29 miliar kWh lebih tinggi dari angka pada 2021.

Rencana itu didasarkan pada pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 6,5 persen yang disepakati badan legislatif Vietnam dan total pasokan yang direncanakan yang mencapai hampir 251,3 miliar kWh untuk penduduk di seluruh negeri. Jumlah ini meningkat hampir 9 miliar kWh dibandingkan tahun lalu.

Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam menginstruksikan perusahaan Listrik Vietnam untuk menetapkan metode operasi yang sesuai dan memobilisasi sumber-sumber daya, termasuk energi terbarukan untuk menjamin pasokan yang memadai di dalam negeri.

Menurut Kementerian Perminyakan, Gas, dan Batu Bara Vietnam, sekitar 57,9 juta ton batu bara diperkirakan akan mencapai pasar pada 2023. Dari jumlah tersebut, sebanyak 44,7 juta ton akan diperoleh melalui produksi dalam negeri dan 13,2 juta ton melalui impor.

Hingga akhir 2022, total kapasitas terpasang Vietnam mencapai hampir 77.800 megawatt (MW), meningkat 1.400 MW dibandingkan angka pada 2021. Energi terbarukan menyumbang 26,4 persen, atau 20.165 MW, menurut kementerian tersebut.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023