Makassar (ANTARA) - Pengamat satwa liar Ady Kristanto mendorong Pemerintah Kabupaten Maros untuk serius menyelamatkan keanekaragaman hayati (biodiversity) lewat pembuatan kebijakan.

"Perlu kebijakan untuk itu mengingat keanekaragaman hayati menghadapi sejumlah tantangan, khususnya perluasan areal pertambangan," kata Ady di Makassar, Minggu.

Mencermati fenomena itu, ia meminta keseriusan pemerintah secara "top-down" untuk membuat kebijakan dalam mengantisipasi dampak pertambangan, demi melindungi keanekaragaman hayati agar tetap terjaga kelestariannya.

Selain itu, juga untuk melindungi hewan mamalia endemik seperti monyet dare (Macaca maura), kelelawar buah Sulawesi (Acerodon celebencis), dan Kuskus Sulawesi (Strigocusus celebencis).

Selain itu, Tarsius (Tarsius fuscus) dan juga termasuk jenis fauna yang terdapat tanaman endemik, seperti mata kucing (Hopea celebica).

Menurut Ady, keanekaragaman hayati di Kabupaten Maros tidak dapat dipisahkan dengan kawasan karst yang juga harus dilindungi, karena menjadi bagian dari Geopark yang sudah menjadi warisan dunia.

Sebagian dari site kawasan karst tersebut sudah masuk dalam catatan UNESCO dan diakui dunia.

Karena itu, lanjut dia, semua pihak harus mendorong Pemkab Maros untuk membuat kebijakan yang betul-betul dapat melindungi biodiversity tersebut, kemudian diaplikasikan di lapangan.
 
Suasana kawasan karst Rammang-Rammang yang memiliki biodiversiti yang perlu kebijakan untuk menyelamatkan ekosistem di kawasan wisata alam Kabupaten Maros, Sulsel. Antara/ Suriani Mappong

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023