Sumba Barat Daya (ANTARA) - Masyarakat dari Suku Karo di Desa Adat Ratenggaro, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, menjalani program vaksinasi COVID-19 jelang pertunjukan budaya Pasola.

"Vaksinasi COVID-19 ini ibaratnya sedia payung sebelum hujan. Agar ada kekebalan tubuh saat Pasola digelar," kata Kepala Lembaga Adat Ratenggaro Donatus Jamabohe di Sumba Barat Daya, Senin.

Ia mengatakan, Pulau Sumba, menjadi titik pertemuan bagi turis domestik maupun mancanegara, khususnya saat perayaan Pasola berlangsung.

Dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) setelah penurunan tren kasus infeksi COVID-19 mengakibatkan kunjungan turis terus meningkatkan.

​​​​​Pasola berasal dari kata "sola" atau "hola", yang berarti sejenis lembing kayu yang dipakai untuk saling melempar dari atas kuda yang sedang dipacu kencang oleh dua kelompok yang berlawanan.

Donatus memperkirakan, terdapat ratusan masyarakat dan wisatawan yang hadir menyaksikan acara tersebut.

Baca juga: Satgas COVID-19 dan Dinkes Papua Barat vaksinasi masyarakat adat

Baca juga: Vaksinasi masyarakat adat dan disabilitas memiliki tantangan khusus


"Biasanya ada lebih dari 20 turis lokal dan mancanegara yang hadir ke desa kami," katanya.

Meski pandemi COVID-19 sudah berlangsung lebih dari tiga tahun, tetapi belum semua masyarakat di NTT telah tervaksinasi secara lengkap dosis 1 dan 2, khususnya bagi kelompok rentan seperti disabilitas dan lansia yang memiliki risiko kematian akibat COVID-19 cukup tinggi.

Di NTT, total capaian vaksinasi lengkap untuk lansia masih 49,43 persen. Artinya, satu dari dua lansia belum menerima vaksinasi lengkap. Capaian semakin mengecil jika diukur dari capaian vaksinasi booster atau dosis 3 pada lansia yang masih 12,85 persen. Artinya, sembilan dari sepuluh lansia belum pernah menerima vaksin booster 1.

Untuk mendukung upaya pemerintah NTT dalam memaksimalkan cakupan vaksinasi COVID-19 bagi kelompok rentan, Pemerintah Australia melalui Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) bekerja sama dengan Save the Children dan Circle of Imagine Society (CIS) Timor mengimplementasikan program VACCINE atau program percepatan vaksinasi bagi kelompok rentan di empat kabupaten di NTT.

Program itu menyasar Sabu Raijua, Belu, Timor Tengah Selatan, dan Sumba Barat Daya. Total vaksin yang tersedia kali ini menyasar 400 peserta dari masyarakat Ratenggaro dan sekitarnya.

Kepala Puskesmas Walla Ndimu, Debora Kaka, mengatakan percepatan vaksinasi COVID-19 menjadi penting untuk menekan tingkat keparahan gejala dan angka rawat inap seandainya terjadi kasus posistif di wilayah setempat.

Kemitraan AIHSP bersama Save the Children dan Circle of Imagine Society (CIS) Timor mengadakan Vaksinasi COVID-19 Inklusif di Kampung Adat Ratenggaro, Sumba Barat Daya.

Program itu dihelat melalui kerja sama dengan pemerintah setempat, lembaga adat, dan Puskesmas Walla Ndimu, untuk menjangkau dan membuka akses vaksinasi COVID-19 yang lebih mudah dijangkau dengan memperhatikan kerentanan masyarakat yang tinggal di komunitas adat, termasuk para lansia dan penyandang disabilitas.

Dalam pelaksanaannya, kerja sama multipihak adalah salah satu kunci dalam menjangkau kelompok rentan di wilayah tersebut.

“Kami sangat terbuka untuk kerja sama dengan pihak manapun. Terlebih lagi jika ada pihak yang mendukung capaian vaksinasi COVID-19 di wilayah kerja kami," katanya.

Selama ini, kata Debora, kendala kendala yang dirasakan di lapangan adalah memobilisasi sasaran untuk mendapatkan vaksinasi. "Kami sangat terbantu jika ada pihak yang membantu kami meningkatkan sasaran vaksinasi,” katanya.

Provincial Coordinator AIHSP NTT, Mei Tatengkeng, mengatakan AIHSP mendukung pemerintah daerah dan mitra di lapangan seperti Save the Children dan CIS Timor dalam mendorong kerja kolaborasi multipihak berbasis aset masyarakat yang memungkinkan keberlanjutan program," katanya.

Selain mengadakan sentra vaksinasi, kelompok rentan yang memiliki hambatan mobilitas seperti lansia dan disabilitas juga dijangkau melalui kunjungan rumah.

Hal tersebut merupakan bagian dari upaya membuat layanan vaksinasi ini inklusif. Vaksinasi inklusif memastikan tersedianya fasilitas yang mendukung berbagai kebutuhan masyarakat termasuk mereka yang mengalami kesulitan dalam mengakses sarana, prasarana, dan informasi tentang layanan vaksinasi.

“Lansia dan penyandang disabilitas adalah contoh kelompok masyarakat yang sangat membutuhkan perhatian khusus karena kemampuan mereka mengakses informasi dan layanan sedikit berbeda dari masyarakat pada umumnya. Kami juga sangat mengapresiasi dukungan dari Pemerintah setempat atas dukungan ini,” katanya.

Sejak diimplementasikan pada Agustus 2022 lalu, AIHSP melalui Save the Children dan CIS Timor sudah melakukan 124 Vaksinasi COVID-19 Inklusif di 35 desa di NTT pada 9.897 orang, termasuk 871 lansia, 66 penyandang disabilitas, 9.052 anggota keluarga pra-sejahtera, 778 orang yang tinggal jauh dari layanan kesehatan, serta kelompok rentan lainnya.

Baca juga: AMAN: Hoaks jadi tantangan vaksinasi COVID-19 untuk masyarakat adat

Baca juga: Kemendikbudristek dorong masyarakat adat dapatkan vaksinasi

 

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023