Proses pemilu dapat diawasi oleh berbagai pihak, termasuk lembaga pengawas pemilu, organisasi masyarakat sipil, dan LSM.
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menilai bangsa Indonesia telah mengalami kemajuan dalam membangun demokrasi karena beberapa indikator terlihat dari penyelenggaraan pemilu yang makin transparan.

"Proses pemilu dapat diawasi oleh berbagai pihak, termasuk lembaga pengawas pemilu, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga swadaya masyarakat," kata Bambang Soesatyo dalam acara Latihan Kader (LK) III Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Barat secara virtual, Senin.

Bamsoet menjelaskan indikator lainnya adalah kebebasan pers dan media yang makin meningkat, terutama dengan kehadiran platform media sosial yang memungkinkan akses informasi menjadi lebih luas dan cepat.

Meskipun masih dijumpai berbagai persoalan, kata dia, secara umum indeks kebebasan pers terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Hasil survei Dewan Pers yang melibatkan 340 informan ahli dan 10 anggota penyelia nasional mencatat indeks kebebasan pers Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun terakhir selalu mengalami peningkatan.

"Dari 69 poin pada tahun 2018, meningkat hingga 77,88 poin pada tahun 2022," ujarnya.

Dalam konteks kehidupan komunitas global, kata Bamsoet, Indonesia memiliki peran penting dan strategis dalam mempromosikan nilai-nilai demokrasi pada berbagai forum, mulai dari ASEAN, APEC, G-20, hingga PBB.

Baca juga: Bamsoet dukung penguatan keamanan siber melalui kerja sama ASEAN
Baca juga: MPR dorong KPU wajibkan anggota legislatif dapat pembekalan Pancasila


Menurut Bamsoet, di ASEAN, peran penting Indonesia dalam bidang ekonomi dan keamanan juga sangat besar karena posisi Indonesia sebagai salah satu negara pendiri dan stabilisator kawasan.

"Indonesia juga telah beberapa kali mendapatkan kepercayaan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN. Sebagai anggota aktif dalam forum APEC, Indonesia telah memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik," katanya.

Ia menyebutkan peran Indonesia dalam APEC, antara lain, dengan menjadi tuan rumah KTT APEC pada tahun 1994 sekaligus perumus Bogor Declaration Goals menjadi ketua dan tuan rumah KTT APEC pada tahun 2013, dan mendorong terbentuknya Kerjasama Ekonomi dan Teknis (ECOTECH).

"Pada KTT APEC di Bangkok pada tahun 2022, Indonesia mengedepankan gagasan pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan pascapandemi Covid-19," katanya.

Indonesia juga menjadi anggota G-20, forum yang terdiri atas 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia, Indonesia berperan penting dalam merumuskan kebijakan ekonomi global dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Menurut dia, kesuksesan Indonesia menjalankan tugas Presidensi G-20 pada tahun 2022, kemudian dilanjutkan dengan kepemimpinan Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun 2023.

Bamsoet mengatakan bahwa pengakuan internasional atas peran penting Indonesia dalam organisasi PBB tercermin dari terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan Ekonomi dan Sosial PBB sebanyak 12 kali, lima kali anggota Dewan HAM PBB, dan empat kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023