Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi mengajak masyarakat Medan, Sumatera Utara, untuk meningkatkan kapasitas literasi digital melalui kegiatan Pekan Literasi Digital pada 9 Maret 2023.

Diselenggarakan di Hall Kampus 5 Universitas Prima Indonesia Kota Medan dengan 1.000 peserta luring dan daring, kegiatan tersebut meliputi tiga kelas yakni Obral-obrol Literasi Digital, Kelas Cek Fakta, dan Kelas UMKM, sebagaimana tertulis dalam keterangan resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Medan, Arrahmaan Pane dalam sambutannya saat acara pembukaan mengatakan bahwa 82 persen masyarakat Kota Medan sudah menggunakan Internet sehingga literasi digital sangat dibutuhkan agar masyarakat lebih bijaksana dalam berinternet.

Baca juga: Kemenkominfo resmi buka Startup Studio Indonesia batch 6

"Harapannya adik-adik bisa melek digital dan bisa memanfaatkannya dan tidak terjebak dengan hoaks di medsos. Jadi harus bijak-bijak kita menggunakan kata-kata dan berpikirlah sebelum kita mengunggah sesuatu di internet,” ucap Arrahmaan.

Sesi Obral-obrol Literasi Digital diisi oleh Dewan Pengarah Siberkreasi Yosi Mokali, key opinion leader (KOL) Kota Medan Cut Melissa, dan Kepala Dinas Kominfo Medan Arrahmaan Pane.

Dalam sesi tersebut, Yosi mengingatkan bahwa masyarakat harus berhati-hati saat beraktivitas di dunia maya, sebab setiap hal yang diunggah di Internet akan menjadi jejak digital.

“Jadi ketika di masa depan kita berkolaborasi dengan banyak pihak dan mereka menanyakan (tentang) medsos kita, kita bisa bangga menunjukkan jejak digital kita yang positif,” jelas Yosi.

Kemudian, sesi Cek Fakta dibawakan oleh Ketua Komite Edukasi Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO), Silmi Novita Nurman. Silmi memaparkan bahwa hoax adalah tipuan dan kebohongan yang menyamar sebagai kebenaran sehingga kemampuan mengelola informasi yang baik itu sangat penting dimiliki oleh masyarakat.

“Perlu kemampuan membedakan informasi, mana yang hoaks dan mana yang fakta agar kita tidak jadi penyebar hoaks dan bisa ciptakan ruang aman di dunia digital," katanya.

Silmi juga mengajarkan peserta cara-cara menghindari hoaks dengan bantuan tools gratis yang tersedia di antaranya turnbackhoax.id untuk cek berita-berita hoax, Chat Box Whatsapp “KALIMASADA” untuk cek fakta melalui aplikasi Whatsapp, Reverse Image Search menggunakan Google Lens untuk mencari sumber pertama sebuah gambar, dan Cek Lokasi menggunakan Google Maps.

Sedangkan sesi terakhir diisi oleh kreator konten sekaligus Wakil Ketua Umum Siberkreasi Edho Zell yang membawakan materi mengenai cara membangun UMKM dengan memanfaatkan media sosial.

“76 persen keputusan konsumen itu dipengaruhi oleh sosial media. Dulu kita beli produk karena mengikuti kata-kata orang tua kita, sekarang kita ikuti apa kata media sosial. Makanya, teman-teman yang mulai bisnis harus buka media sosial. Banyak banget sekarang usaha-usaha yang ga punya kantor fisik tapi usahanya jalan karena ada media sosial,” terang Edho.

Pekan LIterasi Digital merupakan salah satu upaya literasi digital untuk segmen masyarakat umum dalam rangkaian kegiatan program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo).

Program Indonesia Makin Cakap Digital bertujuan untuk memberikan literasi tentang teknologi digital kepada 50 juta masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Baca juga: Kemenkominfo gelar IdenTIK, wadah kompetisi gali potensi anak bangsa

Baca juga: Sejumlah kiat agar UMKM miliki bisnis berkelanjutan

Baca juga: Kemenkominfo sebut akses digital NIB mudahkan UMKM kembangkan bisnis

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023