Mukomuko (ANTARA) -
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu akan memasang perangkap harimau yang berkeliaran di lahan perkebunan kelapa sawit milik warga di Desa Lalang Luas, Kabupaten Mukomuko.
 
"Tim sudah cek ke lokasi dan ditemukan bekas jejak harimau. Hari ini kami ke lokasi membawa perangkap untuk mengamankannya," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu Hifzon Zawahiri melalui Kepala Resor KSDA Mukomuko Rasidin di Mukomuko, Kamis.
 
Warga Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto sejak beberapa hari terakhir sangat resah dengan kemunculan harimau yang berkeliaran di lahan perkebunan kelapa sawit.
 
Apalagi kemunculan harimau sejak beberapa hari terakhir juga terpantau oleh kamera Trap PT Sipef Biodivesity Indonesia, perusahaan yang melakukan restorasi ekosistem dalam kawasan hutan negara di daerah itu.
 
Ia mengatakan, kemunculan harimau sumatera tersebut membuat warga di wilayah setempat resah dan minta BKSDA mengamankan lokasi tersebut.
 
Kemudian pihaknya menerjunkan tim ke Kecamatan V Koto dalam rangka menindaklanjuti informasi kemunculan harimau di lahan perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.
 
Harimau sumatera selain muncul di lahan perkebunan kelapa sawit milik warga dan di lahan hak guna usaha (HGU) PT Agro Sungai Kiang Estate, perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah ini.
 
Ia mengatakan, untuk sementara ini BKSDA belum mengetahui jumlah harimau sumatera yang masuk ke lahan perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.
 
"Kalau melihat jejak harimau tersebut, kemungkinan harimau yang muncul di lahan perkebunan kelapa sawit tersebut sudah dewasa dengan ukuran jejak 15 centimeter," ujarnya.
 
Kemudian, ia mengatakan, dari hasil identifikasi cuma satu ekor harimau yang berkeliaran di lahan perkebunan kelapa sawit di wilayah tersebut.
 
Ia mengatakan, pihaknya melibatkan aparat penegak hukum dari Polsek V Koto dan KPH untuk melakukan pengamanan wilayah yang menjadi tempat harimau tersebut berkeliaran.

   
 
Baca juga: BKSDA datangkan pawang harimau ke Aceh Jaya
 
 
 

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023