Jakarta (ANTARA) - Ahli kardiologi anak sekaligus Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan bahwa anak dengan penyakit jantung rematik (PJR) sebaiknya menghindari mengonsumsi makanan-makanan yang tinggi glukosa.

"Sebagaimana penyakit inflamasi pada umumnya, maka makanan tertentu bisa sangat berpengaruh khususnya yang tinggi glukosa. Jadi gula, tepung, dan junk food," ujar Piprim dalam diskusi daring, Kamis.

Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu, makanan-makanan tersebut akan membuat inflamasi semakin berat.

Ia pun menyarankan anak untuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang tinggi protein, di antaranya telur, ikan salmon, ikan tuna, daging ayam, daging tanpa lemak, udang, kacang kedelai, tempe, susu dan olahannya, bayam, hingga brokoli.

"Banyak konsumsi protein bagus untuk antibodinya, Dia kan butuh nutrisi yang dapat mendukung kekebalan tubuhnya," ujar Piprim.

Baca juga: Dokter ajak orang tua kenali penyakit jantung rematik pada anak

Piprim juga mengatakan, aktivitas fisik anak yang mengalami penyakit jantung rematik juga harus terus diperhatikan sebaik mungkin. Jika kondisinya sedang dalam fase akut atau jantungnya sedang inflamasi, maka anak harus istirahat sampai kondisinya membaik.

"Aktivitas fisik ini tergantung dia sedang dalam fase apa. Kalau dalam fase akut, ini bisa ketahuan dari pemeriksaan darahnya, dia mesti bed rest karena jantungnya sedang inflamasi. Sampai kapan? Ya sampai parameter akutnya membaik, laju endap darah (LED)-nya turun sampai normal, dan CRP-nya sudah negatif atau rendah, ini yang bisa jadi patokan," jelas Piprim.

Diketahui, penyakit jantung rematik awalnya merupakan demam rematik akut, yakni penyakit inflamasi atau peradangan karena antibodi yang dibentuk tubuh menyerang struktur tubuh yang mirip dengan bakteri bakteri streptococcus beta hemolyticus grup A.

Adapun tanda anak mengalami demam rematik akut adalah radang tenggorokan, nyeri menelan yang hebat, demam tinggi, jantung berdebar-debar, hingga nyeri pada persendian seperti pergelangan tangan. lutut, dan engkel, yang dapat berpindah-pindah.

Menurut Piprim, demam rematik akut dan penyakit jantung rematik dapat disebabkan oleh faktor genetik. Meski demikian, pola makan dan anak-anak yang mengalami low-grade inflamasi sebelumnya juga dapat menjadi faktor risiko penyebab penyakit tersebut.

Baca juga: Guru Besar FKUI: Perlu paradigma baru tangani kasus epilepsi anak

Baca juga: Anak terindikasi kelainan jantung perlu segera dilakukan tindakan

Baca juga: Pemerintah perlu terus gencarkan edukasi pentingnya imunisasi dasar

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023