Mukomuko (ANTARA) -
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu mengungkapkan seekor harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) yang terpantau melalui kamera trap milik PT Sifef Biodivesity Indonesia mengalami cedera kaki, diduga akibat terkena jerat pemburu.
 
"Setelah kita perhatikan ternyata harimau tersebut sakit. Salah satu kakinya pincang, selanjutnya kita memasang perangkap untuk menyelamatkan harimau tersebut," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu Said Jauhari saat dihubungi dari Mukomuko, Kamis.
 
Ia mengatakan hal itu setelah menerima laporan terkait kegiatan penanggulangan konflik harimau yang dilakukan oleh personelnya di PT Agro Mukomuko Desa Talang Sepakat, Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko.
 
Personel BKSDA bersama KPHP dan Polsek V Koto menanggulangi konflik harimau guna menindaklanjuti laporan masyarakat sehubungan video hasil kamera dari PT Agro Muko.

Baca juga: BKSDA Bengkulu pasang perangkap harimau di Mukomuko

Baca juga: Lima sapi warga Mukomuko mati dimangsa harimau
 
Selanjutnya tim gabungan BKSDA di daerah ini mengaktifkan satu unit perangkap di lokasi atau lahan perkebunan kelapa sawit perusahaan yang telah dilaporkan adanya kemunculan harimau.
 
Dalam video dan kamera trap tersebut harimau diduga dalam keadaan sakit, kemungkinan kaki harimau pincang tersebut terkena jerat pemburu.
 
Ia menyebutkan, lokasi kemunculan harimau yang terpantau melalui kamera trap milik perusahaan berada dalam kawasan hutan produksi terbatas.
 
"Lokasi harimau tersebut muncul dan terpantau melalui kamera trap milik PT Sifef Biodiversity Indonesia masih berada dalam kawasan hutan atau masuk dalam habitat harimau tersebut," ujarnya.
 
Menurutnya, harimau masuk kampung di daerah ini karena mencari mangsa yang jinak seperti sapi, kambing, dan ayam karena dalam kondisi sakit harimau tersebut tidak mampu berburu mangsa liar seperti babi hutan.
 
Ia mengatakan, apabila harimau tersebut masuk perangkap, maka upaya yang dilakukan oleh BKSDA dengan merehabilitasi harimau tersebut, lalu mengobati lukanya.*
 

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023