Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) menyebutkan pangsa pasar air minum dalam kemasan (AMDK) produk dalam negeri mengalami peningkatan dalam periode satu tahun terakhir.

Sekretaris Jenderal Asparminas Eko Susilo di Jakarta, Jumat menyatakan data terbaru yang dikeluarkan Asparminas pada awal 2023 menunjukkan pertumbuhan pasar AMDK galon pada 2022 mencapai angka 4 persen sedangkan pemain besar yang dikuasai investasi asing cenderung stagnan.

"Artinya, pemain-pemain menengah dan kecil lainnya di luar pemain besar, telah berhasil melakukan inovasi dan meningkatkan daya saing, sehingga bisa merebut pasar dari pemain besar," katanya melalui keterangan tertulis.

Menurut dia, produsen air minum kemasan lokal yang berjumlah 95 persen lebih tersebar di seluruh pelosok nusantara.

"Mereka (pelaku usaha dalam negeri) harus terus berinovasi dan meningkatkan daya saing, sehingga bisa berkontribusi pada pembangunan dan peningkatan kesejahteraan di daerah masing-masing,” katanya.

Berdasarkan olahan data dari berbagai sumber, market leader AMDK di Indonesia diketahui menguasai kurang lebih 50 persen market share, walaupun diyakini bahwa penguasaan mereka yang sebenarnya berkisar lebih dari 50% karena tidak termasuk merek kedua milik market leader.

Sementara itu, beberapa merek produk lokal seperti Cleo, Club, Le Minerale, 2 tang, Oasis, Prima, dan Super O2, masing-masing hanya menguasai 1 hingga 5 persen market share. Sisanya, dikuasai merek lain yang mayoritas berada di kelas 0,01 - 0,08 persen.

Market share pelaku usaha menengah dan kecil ini, lanjutnya, tentu saja masih jauh di bawah market leader yang menguasai lebih dari separuh pasar AMDK di Indonesia.

Eko mengatakan, saat ini ada 1.200 pelaku industri air minum dalam kemasan, dengan volume air minum 35 miliar liter per tahun, 2.100 merek dan 7.000 lebih izin edar.

Dikatakannya, market leader memang masih menguasai pasar, walau secara perlahan mulai dikikis para pelaku usaha dalam negeri. Informasi tentang AMDK galon bening yang lebih sehat dan aman untuk keluarga, ternyata lebih meyakinkan banyak konsumen.

Data mutakhir pada 2022 yang mencatatkan market share AMDK galon bening dari plastik jenis Polyethylene Terephthalate (PET), meningkat menjadi 8 persen dari sebelumnya 6 persen.

Sebaliknya, market share galon guna ulang dari plastik keras polikarbonat yang didominasi market leader, merosot menjadi 92 persen dari sebelumnya 94 persen.

"Saat ini memang sedang terjadi peningkatan pasar untuk produk-produk AMDK di luar market leader. Pertumbuhan produsen air minum kemasan di luar pemain besar tumbuh 2 digit, di mana hal tersebut menjadi kabar baik bagi kami, produsen air minum kemasan lokal," kata Eko.

Baca juga: Tarik ulur galon isi ulang, antara isu kesehatan dan persaingan bisnis
Baca juga: Produsen AMDK komitmen memproduksi kemasan aman dan bebas BPA
Baca juga: Pakar: Regulasi penggunaan galon air isi ulang perlu segera ditetapkan

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023