Kupang (ANTARA News) - Pengamat masalah Timor Leste, Mario Florencio Veiera, berpendapat kondisi keamanan dan ekonomi Timor Leste tak akan stabil sepanjang tokoh-tokoh tua masih tetap berkuasa. Situasi di Timor Leste bisa pulih, jika tongkat kepemimpinan di negara itu diserahkan kepada generasi muda yang memiliki idealisme untuk membangun negara itu, kata pengamat masalah Timor Leste, Mario Florencio Veiera, di Kupang, Jumat. Dia mengemukakan hal itu, menjawab ANTARA seputar sampai kapan negara itu bisa stabil dan aman, baik dari segi ekonomi maupun keamanan dalam negeri. "Timor Leste tidak akan aman kecuali ada pemutusan antara generasi muda dan tua. Sepanjang generasi tua masih ingin berkuasa, situasi tidak akan stabil," katanya. Menurut dia, sejak kemerdekaan Timor Leste, baik di pemerintahan maupun parlemen dikuasai oleh tokoh-tokoh yang merasa berjasa dalam perjuangan kemerdekaan Timor Leste. Tokoh-tokoh tua ini, lanjutnya, lebih berorientasi mengejar keuntungan dengan memanfaatkan jabatan mereka, ketimbang memperhatikan kesejahteraan rakyat. Ini terbukti dengan semakin melebarnya jurang pemisah antara yang miskin dan kaya. "Orang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin dan melarat," katanya. Faktor ini, menurutnya, juga kemudian menyebabkan munculnya kecemburuan sosial, yang berdampak pada perlawanan rakyat terhadap pemerintahan yang berkuasa. "Jadi saya berpendapat, generasi tua harus rela meletakkan jabatan dan kekuasaan dan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk memimpin negara itu, kalau semua warga negara Timor Leste sepakat untuk memperbaiki masa depan," katanya. Ketegangan di Timor Leste saat ini terus meningkat. Pada Kamis (25/5), kembali terjadi baku-tembak antara angkatan perang Timor Leste dengan kelompok kontra pemerintahan, dan diikuti dengan aksi pembakaran serta penjarahan. Mario memperkirakan,kelompok yang kontra pemerintahan akan terus melakukan konsolidasi dan meningkatkan perlawanan terhadap pemerintahan. (*)

Copyright © ANTARA 2006