"Tentara kita bereaksi berlebihan akibat tekanan dan mereka membunuh warga tak berdosa dengan darah dingin," kata John Murtha, anggota Demokrat dari Pennsylvania, kepada wartawan.
Washington (ANTARA News) - Penyelidikan tentara Amerika Serikat atas kematian rakyat, termasuk wanita dan anak-anak, diperkirakan menemukan belasan serdadunya terlibat dalam pembunuhan gencar tanpa alasan di Irak barat, kata "New York Times" hari Jumat. Suratkabar itu mengutip keterangan sejumlah sumber tentara dan kongres, yang menyatakan laporan itu dapat berujung pada tuduhan pembunuhan bagi beberapa anggota Marinir. Jurubicara Pentagon menolak menanggapi hakikat laporan itu, dengan menyatakan penyelidikan masih berlangsung. Jika laporan itu menyimpukan pasukan adidaya itu membunuhi rakyat di kota Haditha bulan November 2005, upaya Amerika Serikat membentuk Irak ke arah kemapanan dan demokrasi dapat gagal. Balatentara Amerika Serikat semula menyatakan penduduk itu tewas akibat bom gerilyawan, kemudian mengubahnya menjadi tewas dalam tembak-menembak antara Marinir itu dengan gerilyawan, kata koran itu seperti dikutip Kantor Berita Jerman DPA. Tapi, "New York Times" menyatakan penyelidikan itu mengungkap bukti menyiratkan bahwa sekelompok kecil Marinir membantai penduduk dalam penyisiran atas kota itu selama beberapa jam. Jurubicara Pentagon menyatakan bagian laporan, yang dapat diumumkan, dapat diperoleh bila penyelidikan selesai, tapi hingga saat itu, markas tentara itu tidak berwenang membahas rincian guna melindungi "hak semua yang terlibat". Penyelidikan terpisah mencoba menentukan apakah Marinir itu mencoba menutupi pembantaian tersebut, kata harian tersebut. Seorang anggota Senat Amerika Serikat dan pensiunan kolonel Marinir menuduh Marinir negara adidaya itu membunuh warga Irak tak berdosa dengan darah dingin, setelah rekannya sesama anggota Marinir tewas oleh bom jalanan. "Tentara kita bereaksi berlebihan akibat tekanan dan mereka membunuh warga tak berdosa dengan darah dingin," kata John Murtha, anggota Demokrat dari Pennsylvania, kepada wartawan. Tak ada baku-tembak, yang mengakibatkan penembakan dari jarak dekat, kata veteran perang Vietnam itu. Pernyataannya bertolak-belakang dengan laporan resmi sebelumnya bahwa satu bom jalanan menewaskan beberapa orang Irak dalam kejadian 19 November tersebut. "Tak ada (bom jalanan) yang menewaskan orang tak berdosa ini," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006