Jakarta (ANTARA News) - Ratusan korban gempa bumi di Yogyakarta, Sabtu, terpaksa ditampung seadanya di rumah sakit karena keterbatasan ruang rawat yang tersedia. Kepala RS Bethesda Sugianto mengatakan, setidaknya sepuluh korban tewas yang berada di rumah sakit tersebut. Hingga berita ini diturunkan ratusan pasien masih berdatangan ke RS Bethesda dan terpaksa ditampung di sembarang tempat terbuka. Para korban, yang terluka dan ditunggui kerabat maupun keluarganya, dibaringkan dengan beralaskan koran atau tikar di rumah sakit tersebut. Wartawan ANTARA News yang berada di Yogyakarta, Sabtu, menyebutkan ratusan korban dibawa ke Rumah Sakit Bethesda menggunakan kendaraan seadanya termasuk mobil bak terbuka, dokar, sepeda motor maupun becak. Suasana di rumah sakit tersebut sangat panik dan hiruk-pikuk akibat teriakan kesakitan para korban. Karena khawatir adanya gempa susulan, sejumlah warga memilih untuk tetap berada di luar rumah. Namun Sugianto memastikan stok obat-obatan di rumah sakit itu masih cukup karena memang sejak semula sudah dipersiapkan untuk mengantisipasi kemungkinan korban meletusnya gunung Merapi. Korban dari luar kota masih banyak yang akan masuk ke dalam kota namun masih terhambat karena lalulintas yang kacau terutama dengan munculnya isu naiknya permukaan air laut. Isu gelombang pasang tersebut menyebabkan kepanikan warga sehingga warga banyak yang memacu kendaraanya ke arah Jalan Kaliurang yang permukaannya lebih tinggi. Gempa berkekuatan sekitar 5,9 pada Skala Richter mengguncang Propinsi DIY dan sekitarnya pada sekitar pukul 05.50 WIB yang menyebabkan kerusakan di sejumlah infrastruktur termasuk bangunan rumah, stadion, dan bangunan lainnya. Bahkan Bandara Adi Sucipto membatalkan sejumlah penerbangan. Jaringan komunikasi dan aliran listrik di Yogyakarta dikabarkan terputus menyusul terjadinya gempa tersebut.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006