Bagi ASDP, implementasi program TJSL ini sangat penting untuk memberdayakan masyarakat dan saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat setempat.
Merak (ANTARA) -
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melibatkan sebanyak 3.000 orang dalam program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) padat karya kapal perintis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan perusahaan di masa depan.
 
Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin dalam rilis yang diterima ANTARA di Merak, Banten, Kamis, menyatakan bahwa pelaksanaan program padat karya kapal perintis yang melibatkan 3.000 orang sebagai upaya mewujudkan target Sustainbility Development Goals No 8 tentang peningkatan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
 
Selain itu juga meningkatkan kesempatan kerja yang produktif dan menyeluruh serta layak untuk semua
 
"Bagi ASDP, implementasi program TJSL ini sangat penting untuk memberdayakan masyarakat dan saling menguntungkan antara perusahaan dan masyarakat setempat," ujarnya.

Baca juga: ASDP Biak siapkan enam kapal Ferry layani angkutan Lebaran
 
Menurut dia, program padat karya kapal perintis ASDP pada tahun ketiga ini turut membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat khususnya di wilayah terpencil, terluar, dan tertinggal (3T), sehingga dapat mempertahankan daya beli sebagai bagian dari mendorong pertumbuhan ekonomi pascapandemi COVID-19.
 
Program ini akan dilaksanakan di 18 Cabang ASDP, yang mencakup total 20 lintasan perintis di seluruh Indonesia.
 
"Total yang ikut dalam program padat karya perintis ini berjumlah 3.000 orang dan setiap lintasan perintis ada sebanyak 150 orang, yang terbagi dalam 10 kali pelaksanaan program," ujarnya.
 
Ia mengatakan, dengan program padat karya ini, ASDP membantu biaya konsumsi, asuransi keselamatan, materi komunikasi, dan alat kerja dengan total biaya Rp150 juta.
 
Pada program ini setiap kapal yang melayani lintasan perintis dan tiba di pelabuhan akan dibersihkan oleh masyarakat di sekitar pelabuhan.
 
"Kapal-kapal ASDP, yang melintasi rute-rute perintis di Tanah Air, begitu tiba di pelabuhan akan dibersihkan masyarakat sekitar pelabuhan melalui program padat karya ini,"kata Shelvy.

Baca juga: Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk tidak beroperasi pada Hari Raya Nyepi
 
Shelvy menyebutkan, ke-18 Cabang ASDP yang melaksanakan program ini tahun ini adalah Banda Aceh, Danau Toba, Padang, Batam, Bangka, Surabaya, Kupang, Balikpapan, Pontianak, Batulicin, Bau-Bau, Selayar, Luwuk, Bitung, Ambon, Ternate, Sorong dan Biak.
 
Sebagai BUMN transportasi yang memiliki peran sebagai agent of development, ASDP terus meningkatkan konektivitas pulau-pulau terpencil sebagai upaya merajut wilayah Tanah Air dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
 
"Sebagai negara kepulauan, Indonesia tentunya memiliki banyak wilayah terpencil dan terluar, oleh karena itu, ASDP hadir untuk menghubungkan wilayah-wilayah itu," kata Shelvy.
 
Ia mencontohkan pada 24 Januari 2023, ASDP melaksanakan pelayaran perdana Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Arwana pada lintas Maccini Baji-Pulau Sabutung di Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Provinsi Sulawesi Selatan.
 
Selanjutnya, di Batam terdapat KMP Bahtera Nusantara 03 pada lintas Tanjung Uban-Tambelan-Sintete.
 
Lintas perintis tersebut merupakan rute antarprovinsi yang menghubungkan Kepulauan Riau dan Kalimantan Barat.

Baca juga: ASDP mengalihkan rute pelayaran KMP Teluk Singkil ke Bintan
 
Saat ini, kata dia, total jumlah lintasan ASDP mencapai sebanyak 311, yang mana 70 persen adalah rute perintis.
 
Sementara itu, total jumlah kapal ASDP mencapai sebanyak 219 unit kapal, katanya.

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023