Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa perempuan memegang peran penting sebagai motor penggerak di dalam pelayanan kesehatan primer yang berada di akar rumput.

"Perempuan itu peranannya sangat penting. Makanya kenapa kita melakukan transformasi layanan primer adalah kita mengupayakan promosi kesehatan, pencegahan, deteksi dini, dan pelayanan kesehatan untuk semua siklus kehidupan," kata Nadia dalam diskusi "Women’s Leadership in Public Health" di Jakarta, Kamis.

Kemenkes telah berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia, salah satunya yaitu transformasi layanan primer yang bertujuan untuk mendekatkan layanan promotif preventif berkualitas ke masyarakat dan meningkatkan derajat kesehatan.

Nadia mengatakan bahwa perempuan menjadi penggerak utama terkait kesehatan di dalam keluarga dan masyarakat. Oleh sebab itu, imbuh dia, perempuan Indonesia harus lebih berdaya serta memiliki pengetahuan tentang kesehatan terutama terkait dengan kesehatan ibu dan anak seperti imunisasi dan skrining penyakit prioritas.

Baca juga: Pelaku konservasi: Perempuan miliki peran besar dalam upaya konservasi

Nadia juga menekankan bahwa Kemenkes berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia melalui RPJMN untuk menurunkan angka kematian ibu menjadi 183 kematian per 100.000 kelahiran hidup pada 2024.

"Kita semua menyadari bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia dalam hal pencegahan gizi buruk yang dapat menyebabkan stunting, angka kematian ibu dan juga angka kematian bayi," kata dia.

Di sisi lain, Nadia mengingatkan bahwa perempuan juga harus menyadari haknya untuk mencapai derajat kesehatan setinggi-tingginya bagi dirinya sendiri. Perempuan harus punya hak akses maupun kontrol untuk mendapatkan layanan kesehatan.

Senada, Ketua Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS UI) Aryana Satrya mengatakan peran perempuan di akar rumput juga sangat penting dalam mendorong kesehatan keluarga.

Dari sisi bidang kesehatan, dia turut menyoroti jumlah tenaga medis di dunia yang didominasi oleh perempuan sekitar 70 persen. Kondisi serupa juga tidak jauh berbeda dengan Indonesia.

Merujuk data Kemenkes pada 2019, sekitar 70 persen dari 1,2 juta tenaga medis di Indonesia adalah perempuan yang banyak menempati posisi dokter umum, ahli gizi, dokter spesialis anak, perawat, dan bantuan tenaga medis lainnya.

Namun sayangnya, kata Aryana, mayoritas proporsi tenaga kesehatan perempuan yang mampu menempuh jenjang dokter spesialis ternyata lebih sedikit dibandingkan laki-laki, yaitu masing-masing sekitar 12 ribu banding 17 ribu.

Baca juga: Representasi perempuan perlu didorong ke posisi pengambil kebijakan

Baca juga: Tingkatkan ekonomi bangsa, peran perempuan pelaku UMKM diapresiasi

Baca juga: Alissa Wahid harap perempuan jadi benteng halau kekerasan sejak dini

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023