kehidupan jutaan anak-anak yang rentan di Yaman tetap berisiko
Jakarta (ANTARA) - ADEN, Yaman, 26 Maret (Xinhua) -- Perang selama delapan tahun di Yaman telah mengakibatkan 11 juta anak membutuhkan bantuan kemanusiaan dan 2,2 juta menderita malanutrisi akut, kata Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) pada Jumat (24/3).

Lebih dari 540.000 anak menghadapi malanutrisi akut yang mengancam jiwa dan sangat membutuhkan perawatan medis, kata UNICEF dalam sebuah siaran pers.

Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu memperingatkan bahwa kemungkinan malanutrisi akan terus meningkat jika tindakan tepat tidak segera diambil.

Badan tersebut menambahkan bahwa lebih dari 11.000 anak tewas atau terluka parah di Yaman antara Maret 2015 hingga November 2022.   

Organisasi tersebut mengatakan pihaknya membutuhkan 484 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.349) untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan mereka bagi anak-anak Yaman sepanjang 2023. Jika dana tersebut gagal didapatkan, UNICEF mungkin harus mengurangi bantuan vital untuk anak-anak Yaman yang berisiko.
 
   Lebih dari 2,3 juta anak tinggal di kamp pengungsi internal (internally displaced person). Di sana, perawatan yang mereka dapatkan tidak memadai lantaran minimnya fasilitas medis dan sanitasi, kata UNICEF.


Keluarga-keluarga Yaman yang mengalami kesulitan sering membuat keputusan berbahaya untuk anak-anak mereka, seperti pernikahan anak, perburuhan anak, atau rekrutmen militer.

Lebih dari 4.000 anak telah direkrut sebagai tentara oleh faksi-faksi yang bertikai di Yaman, dan ratusan sekolah serta fasilitas kesehatan diserang atau digunakan oleh militer, ungkap UNICEF.

"Kehidupan jutaan anak-anak yang rentan di Yaman tetap berisiko karena konsekuensi yang hampir tak terbayangkan, tak tertahankan, dari perang yang menghancurkan dan tak berkesudahan," ujar perwakilan UNICEF di Yaman Peter Hawkins seperti dikutip siaran pers tersebut.
 
   Organisasi tersebut mengatakan pihaknya membutuhkan 484 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.349) untuk melanjutkan bantuan kemanusiaan mereka bagi anak-anak Yaman sepanjang 2023. Jika dana tersebut gagal didapatkan, UNICEF mungkin harus mengurangi bantuan vital untuk anak-anak Yaman yang berisiko


Yaman telah bergumul dengan perang saudara yang berdampak menghancurkan sejak akhir 2014, dengan pemberontak Houthi berperang melawan pemerintahan yang diakui secara internasional dan sekutunya, termasuk koalisi pimpinan Arab Saudi.

Konflik tersebut menjerumuskan negara Arab itu ke ambang kehancuran, mengakibatkan jutaan orang tidak memiliki akses ke nutrisi yang memadai.

PBB telah mendorong gencatan senjata dan pembicaraan damai di Yaman. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023