Jakarta (ANTARA News) - Festival Teater Jakarta ke-40 yang bertemakan "Membaca Aku Membaca Laku: Membaca Tradisi" mulai digelar dengan berbagai kegiatan seperti pameran, pertunjukan teater, dan diskusi 40 tahun FTJ.
 
Pameran dibuka pada 26 November dan akan berlangsung hingga 13 Desember 2012 di lobi Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Acara ini akan dimeriahkan oleh Pameran 40 tahun FTJ di mana kurator Afrizal Malna akanmenampilkan jejak perjalanan FTJ dari tahun 1973 hingga sekarang.
 
Menurut Ketua Komisi Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Madin Tyasawan, sejak festival tahun 1973, FTJ telah menghasilkan 22 “grop senior”, yakni grup teater yang telah memenangi pementasan 3 kali berturut-turut.

“Namun yang eksis hanya setengahnya saja, sisanya tinggal kenangan” ujarnya.
 
Bila pameran foto-foto 40 tahun FTJ belum memuaskan, masih ada diskusi pada 11 Desember bersama Afrizal Malna dan Sulaeman Harahap, selain pertunjukan teater dari 16 peserta festival dari lima wilayah DKI Jakarta di Teater Kecil, TIM, pada 27 November-12 Desember setiap pukul 20.00 WIB.
 
Usai setiap pertunjukan, akan ada diskusi bersama Afrizal Malna yang mengupas setiap pentas dan menjadi kesempatan bagi penonton untuk lebih memahami pertunjukan teater.
 
Enambelas kelompok teater dari lima wilayah Jakarta akan menampilkan judul pentas beragam seperti Teater Amoeba yang mengangkat judul "Kopral Woyzek" karya Georg Buchner atau Teater Satu STT-PLN yang memilih karya Putu Wijaya "Front".
 
Festival Teater Jakarta tahun ini mengundang Prof. Dr. Mudhi Sutrisno, Nano Riantiarno, Remy Sylado, Beni Johanes, dan Ratna Sarumpaet sebagai anggota dewan juri.

Workshop metodologi
 
Panitia akan selalu mengupayakan ruang belajar bagi pelaku teater yang berkeinginan menambah wawasan dengan menghadirkan Dr. Nusa Putra S. Fil, S.pd untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman lewat paparan Metodologi Riset Teater.

Dengan peserta terbatas, maksimal 20 orang dari perwakilan wilayah,  diharapkan ada proses transformasi pembelajaran yang didapat melalui peserta kepada pelaku seni teater di wilayah masing-masing.  
 
Sementara presentasi "Festival dan Isu Perteateran Mutakhir di Mancanegara" akan berlangsung pada 6-7 Desember di lobi Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM) pukul 14.00 WIB.

"Kalau di negara lain, teater modern itu kan sudah ratusan tahun ya, kalau kita tergolong baru," ujar Project Officer FTJ 2012, Edian Munaedi.
 
Selain itu, ada juga Diskusi Teater dan Perempuan yang menghadirkan Faiza Mardzoeki, perempuan penggiat teater yang memproduseri teater "Perempuan di Titik Nol".

Diskusi yang akan berlangsung pada 10 November di lobi Teater Kecil, TIM, pukul 16.00 WIB itu diharapkan dihadiri banyak perempuan aktivis teater di Jakarta.
 
Selain itu, masih ada pertunjukan teater dari 16 peserta festival dari lima wilayah DKI Jakarta pada 27 November-12 Desember setiap pukul 20.00 WIB di Teater Kecil, TIM.  Setiap pentas teater akan diakhiri dengan diskusi bersama Afrizal Malna.
 
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta Ari Budiman menyatakan, pemerintah DKI selalu mendukung FTJ dan ini sesuai dengan visi dan misi gubernur terpilih, Jokowi, yang ingin menjadikan Jakarta sebagai pusat kebudayaan nusantara.

“Saya kira ini adalah sebuah tantangan untuk Jakarta agar menjadi barometer dan landamark perkembangan teater di Indonesia dan bahkan dunia internasional,” ujar Ari.
 
Dia berharap di masa mendatang seluruh pertunjukkan atau rangkaian FTJ berjalan dengan baik. Dia juga menyampaikan penghargaan kepada seluruh pihak yang andil dalam FTJ ke 40 itu.

“Saya berharap agar kerja keras dari seluruh komunitas akan bermanfaat bagi perkembangan teater di Jakarta dan di Indonesia pada umumnya," katanya lagi.

(advertorial)

Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2012