Jika bandara itu dibangun di kawasan hutan akan memudahkan proses pembangunan dan pembebasan lahan, karena lahan itu milik Perhutani."
Karawang (ANTARA News) - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menilai pembangunan bandara internasional di Karawang untuk menopang Bandara Soekarno-Hatta yang kelebihan beban penumpang, lebih cocok di wilayah hutan dibandingkan dekat pantai.

"Pada awalnya, untuk lokasi rencana pembangunan bandara internasional di Karawang itu ada dua, di kawasan hutan Kutatandingan dan di dekat pantai," kata Sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah setempat, Samsuri, di Karawang, Rabu.

Tetapi, kata dia, sesuai dengan pengkajian awal, pembangunan bandara internasional di Karawang lebih bagus jika dibangun di kawasan hutan daripada di dekat pantai.

Oleh karena itu, pihaknya lebih setuju jika bandara tersebut dibangun di kawasan hutan.

Ia menilai pertentangan masyarakat terkait dengan rencana pembangunan bandara itu akan lebih besar jika dibangun di wilayah pesisir atau daerah dekat pantai Karawang.

Alasannya, kata dia, sebagian besar wilayah pantai Karawang sangat berdekatan dengan areal persawahan, sehingga akan "memakan" ribuan hektare areal persawahan.

Menurut dia, di sejumlah kecamatan sepanjang pesisir utara Karawang sendiri terdapat 4-5 ribu hektare sawah per kecamatan.

Sementara kebutuhan lahan untuk pembangunan bandara mencapai 2.500-4.000 hektare. Karena itu, jika bandara itu dibangun di dekat pantai akan banyak "memakan" areal sawah teknis.

"Jika terjadi alih fungsi lahan pertanian teknis secara besar-besaran, maka akan ramai dan tentunya akan banyak yang menentang rencana pembangunan bandara itu, karena keberadaan areal pertanian harus dijaga dengan baik," katanya.

Ia mengaku pihaknya belum pernah mendapat pemberitahuan terkait perubahan rencana pembangunan bandara di Karawang, dari awalnya akan dibangun di kawasan hutan dipindah ke wilayah dekat pantai.

"Jika bandara itu dibangun di kawasan hutan akan memudahkan proses pembangunan dan pembebasan lahan, karena lahan itu milik Perhutani," katanya.

Sedangkan jika dibangun dekat pantai akan menyulitkan proses pembangunan dan pembabasan lahannya, sebab cukup banyak orang yang memiliki lahan sawah.

Selain itu, juga akan mendapatkan pertentangan karena dikhawatirkan akan mengganggu ketersediaan pangan.

Atas hal itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Karawang lebih setuju bandara itu dibangun di kawasan hutan Kutatandingan, Kecamatan Ciampel, dibandingkan dibangun di wilayah dekat pantai.  (MAK/M008)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012