Kadang di atas Rp10 juta per hari, kadang di bawah. Namun rata-rata Rp8 juta setiap hari
Medan (ANTARA) - Transaksi masyarakat di layanan gadai swasta di Kota Medan, Sumatera Utara, masih fluktuatif pada dua pekan pertama bulan Ramadhan 1444 H.

"Tidak teratur, kadang naik, kadang turun," ujar Kepala Gerai PT Gadai Ogan Baru Jalan Jamin Ginting, Medan, Derisman, kepada ANTARA di kantornya di Medan, Selasa.

Malahan, Derisman melanjutkan, transaksi di tempatnya cenderung lebih sedikit saat bulan puasa.

Hal itulah yang membuat nilai gadai mereka tidak menentu setiap harinya.

"Kadang di atas Rp10 juta per hari, kadang di bawah. Namun rata-rata Rp8 juta setiap hari," tutur Derisman.

Terkait barang-barang yang digadaikan, dia menyebut bahwa masyarakat paling banyak menggadaikan telepon genggam dan laptop.

Benda-benda tersebut harus dalam kondisi layak pakai sebelum bisa digadaikan.

"Contohnya, minimal harus memiliki kotak dan konsumen mesti menyertakan beberapa dokumen termasuk identitas seperti KTP," kata Derisman.

Sementara di PT Graha Santika Gadai, transaksi masyarakat justru meningkat pada sekitar dua minggu pertama bulan puasa.

Ketika ANTARA menyambangi salah satu cabang mereka di Jalan Karya, Medan, petugas penaksir Zefan mengutarakan bahwa omzet gadai mereka di cabang itu kerap mencapai Rp10 juta per hari selama Ramadhan.

"Selama masa Lebaran ini, rata-rata Rp10 juta per hari. Kalau di hari biasa, di bawah itu," tutur Zefan.

Dia memprediksi, kenaikan aktivitas gadai di tempatnya terjadi karena masyarakat membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan selama puasa hingga Lebaran 2023.

"Barang yang paling banyak digadai itu laptop dan handphone," ujar Zefan.

Baca juga: Pertumbuhan pembiayaan BSI ditopang segmen konsumer hingga gadai emas

Baca juga: Transaksi tebus gadai barang di Pegadaian Jambi meningkat


 

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023