New York (ANTARA) - Angka pembunuhan dan bunuh diri menggunakan senjata api di Amerika Serikat (AS) meningkat secara substansial selama pandemi COVID-19, menurut laporan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Senin (3/4)

CDC AS menyampaikan bahwa selama pandemi COVID-19, tingkat pembunuhan dengan menggunakan senjata api di AS meningkat hampir 35 persen.

Dibandingkan dengan 2019 atau setahun sebelum pandemi COVID-19 merebak, jumlah kunjungan ke unit gawat darurat (UGD) yang disebabkan oleh senjata api melonjak 37 persen pada 2020, kemudian menurun menjadi 36 persen pada 2021 dan 20 persen pada 2022.

Dalam studi selama empat tahun itu, warga dengan usia 15-24 tahun mewakili jumlah tertinggi dalam kasus kunjungan ke UGD akibat senjata api.

Anak-anak berusia 0-14 tahun mengalami lonjakan tertinggi dari segala kelompok usia terkait kunjungan ke UGD yang disebabkan oleh aksi kekerasan dengan senjata api, menurut laporan tersebut.

"CDC menuturkan gangguan pengajaran tatap muka, akses perawatan kesehatan yang terbatas untuk layanan kesehatan mental, dan isolasi kemungkinan berkontribusi pada peningkatan aksi kekerasan dengan senjata api di kalangan pemuda AS," demikian menurut laporan itu.

Dengan menghimpun data angka dari Program Pengawasan Sindromik Nasional AS, CDC menganalisis jumlah kunjungan ke UGD dari Januari 2019 hingga Desember 2022.

Tingkat pembunuhan dan bunuh diri dengan menggunakan senjata api selama tahun 2021 merupakan yang tertinggi sejak 1993 dan 1990.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023