Surabaya (ANTARA) - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyosialisasikan penerimaan calon mahasiswa baru jalur SNBT 2023 untuk program sarjana, dan sarjana terapan (vokasi), hingga kelas internasional di hadapan guru Bimbingan Konseling (BK) SMA sederajat se-Jawa Timur.

  "Di jalur SNBT ITS menyediakan tujuh fakultas dengan total 92 program studi (prodi) di dalamnya. Di dalam 92 prodi tersebut terdiri dari 37 jenjang S1 dan 8 prodi jenjang D4," kata Direktur Pendidikan ITS Dr. Eng. Siti Machmudah ST., MEng., di kampus setempat, Rabu.

  Tak hanya itu, tahun ini ITS juga memiliki satu fakultas baru yaitu Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK) yang membawahi tiga departemen yakni Teknik Biomedik, Teknologi Kedokteran, dan Kedokteran. Namun untuk Kedokteran sendiri hanya dibuka lewat jalur seleksi Mandiri dan Kemitraan di tahun 2023 ini.

  Dosen yang biasa disapa Machmudah ini melanjutkan, untuk peserta pelamar beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah juga tak perlu khawatir karena semua peserta memiliki kesempatan yang sama.

  "Kuota pemegang beasiswa KIP Kuliah di ITS sendiri juga cukup banyak jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar dosen Departemen Teknik Kimia ITS ini.

  Dekan Fakultas Vokasi (FV) ITS Prof. Ir. Muhammad Sigit Darmawan meluruskan stigma negatif masyarakat mengenai jenjang karier lulusan vokasi atau D4 jangka panjang.

  "Kesempatan karier ke depan dari lulusan D4 sangat baik karena pendalaman materi yang lebih spesifik, di mana 60 persen perkuliahannya diisi dengan magang industri dan penyelesaian masalah riil di lapangan," katanya.

  Poin unggulan dari FV ITS sendiri ialah dengan pola pembelajaran yang Project-Based Learning dan Lab-Based Learning, sehingga mahasiswa bukan sekedar belajar di dalam kelas namun dapat langsung mengimplementasikan ilmunya ke industri.


Baca juga: ITS siap tampung 1.644 mahasiswa baru jalur SBMPTN

Baca juga: Risma bagi pengalaman selama kuliah di ITS kepada ribuan mahasiswa

  Sigit mengungkapkan bahwa mahasiswa FV ITS wajib menempuh magang industri sebanyak 14 kredit SKS selama perkuliahan.

  "Faktor inilah yang menjadikan lulusan Fakultas Vokasi ITS siap bekerja di industri, dengan lebih dari 80 persen lulusannya sudah mendapatkan pekerjaan dengan masa tunggu di bawah enam bulan," kata dia.

  Sementara itu, Koordinator Humas dan Promosi SNPMB Dr. Ismaini Zain M.Si., mengatakan ada sejumlah perbedaan antara SNBT dengan SBMPTN.

  "Perbedaan utama terletak pada materi tes seleksi SNBT meski menggunakan metode seleksi yang sama seperti sebelumnya yakni berbasis nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK)," katanya.

  Tes yang berlangsung selama 195 menit ini terdiri dari Tes Potensi Skolastik (TPS), penalaran matematik, literasi dalam Bahasa Indonesia, dan literasi dalam Bahasa Inggris.

  "Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk Saintek maupun Soshum telah dihapus sehingga siswa berkesempatan untuk bersaing di prodi yang berlawanan dengan peminatannya selama SMA," ujarnya.

  Ismaini melanjutkan, proses PMB untuk program Sarjana (S1) dan Sarjana Terapan (D4) saat ini berlangsung secara bersamaan, tidak lagi terpisah seperti pada 2022 lalu.

  "Baik jenjang S1 maupun D4 memiliki kualitas akademik yang sama menjanjikannya, sehingga siswa tak perlu ragu untuk bersaing di jenjang sarjana terapan," tutur dosen Departemen Statistika ITS ini.

Baca juga: ITS tegaskan tidak kurangi kuota mahasiswa baru

Baca juga: Kisah inspiratif mahasiswa kembar ITS lulus dengan "cumlaude"

 

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023