Stabilitas keuangan diperkirakan akan menjadi topik utama pada pertemuan setelah gejolak sistem perbankan baru-baru ini...
Washington (ANTARA) - Meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi ekonomi global yang dihasilkan dapat meningkatkan risiko stabilitas keuangan, mengurangi investasi lintas batas, harga-harga aset, sistem pembayaran, dan kemampuan bank untuk meminjamkan, Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pada Rabu (5/4/2023).

IMF telah lama memperingatkan tentang peningkatan biaya, gesekan ekonomi, dan kerugian output PDB terkait dengan ekonomi global yang terpecah menjadi blok-blok geopolitik, dengan demokrasi yang dipimpin AS di satu sisi dan China serta negara-negara otokratis lainnya di sisi lain. Hal ini dapat menyebabkan persaingan sistem teknologi dan perdagangan berkurang.

Tetapi kertas kerja IMF yang baru menyoroti potensi meningkatnya ketegangan untuk mendorong arus keluar modal lintas batas, termasuk investasi langsung, dari negara-negara, dengan risiko yang sangat tinggi bagi ekonomi negara berkembang dan emerging market.

Baca juga: IMF serukan aturan di sektor keuangan nonbank guna cegah gejolak

Risiko stabilitas seperti itu didorong melalui saluran keuangan, kata para peneliti IMF dalam makalah, yang disiapkan untuk pertemuan musim semi IMF dan Bank Dunia minggu depan sebagai bagian dari Laporan Stabilitas Keuangan Global.

Stabilitas keuangan diperkirakan akan menjadi topik utama pada pertemuan setelah gejolak sistem perbankan baru-baru ini, yang ditandai dengan kegagalan Silicon Valley Bank dan Signature Bank di AS dan penjualan paksa Credit Suisse di Swiss kepada saingannya UBS.

Makalah tersebut mengutip penelitian yang menggunakan divergensi AS-China dalam pemungutan suara Dewan Keamanan PBB sejak 2016 sebagai proksi meningkatnya ketegangan geopolitik antara negara investor dan negara penerima. Ketegangan seperti itu mengurangi investasi portofolio lintas batas dan klaim perbankan sebesar 15 persen pada penerima, katanya.

"Pengenaan pembatasan keuangan, peningkatan ketidakpastian, dan kredit lintas batas dan arus keluar investasi yang dipicu oleh eskalasi ketegangan dapat meningkatkan risiko rollover utang bank dan biaya pendanaan," kata para peneliti IMF dalam posting blog yang menyertainya.

"Itu juga bisa menaikkan suku bunga obligasi pemerintah, mengurangi nilai aset bank dan menambah biaya pendanaan mereka."

Hal ini, pada gilirannya dapat menyebabkan bank memotong pinjaman, mengurangi pertumbuhan ekonomi dalam ekonomi riil dan memicu ketidakstabilan keuangan, kata dana tersebut.

Baca juga: Yellen desak IMF tekan kreditor untuk selesaikan restrukturisasi utang

Untuk mengekang risiko potensi destabilisasi dari peristiwa geopolitik, IMF mengatakan pengawas perbankan, regulator, dan lembaga keuangan harus menggunakan uji tekanan dan analisis skenario untuk lebih memahami bagaimana meningkatnya ketegangan dapat ditransmisikan ke sistem keuangan.

Dikatakan pembuat kebijakan harus memperkuat kerangka manajemen krisis dengan memastikan pengaturan kerja sama antara otoritas nasional dan regional. Negara juga harus memperkuat jaring pengaman regional, melalui jalur pertukaran mata uang atau jalur kredit pencegahan dari lembaga keuangan internasional seperti IMF.

Perekonomian yang juga bergantung pada pembiayaan eksternal harus membangun penyangga cadangan internasional yang lebih kuat, penyangga modal dan likuiditas di lembaga keuangan, kata makalah tersebut.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023