Aksi ini juga harus dikutuk oleh komunitas internasional.
Jakarta (ANTARA) - Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR mengutuk keras serangan brutal polisi Israel terhadap jemaah Masjid Al-Aqsa (Masjidilaksa) yang sedang melaksanakan salat malam dan iktikaf pada hari Rabu (5/4) karena bukan hanya telah merusak status quo dan menaikkan kembali tensi konflik, melainkan bisa merusak stabilitas regional.

"Aksi ini juga harus dikutuk oleh komunitas internasional. Setidaknya 400 orang Palestina ditangkap dan ditahan polisi Israel di Atarot, Yerusalem Timur," kata Ketua BKSAP DPR RI Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat.

Fadlo Zon tak heran Liga Arab segera mengadakan pertemuan darurat setelah itu karena serangan tersebut berdampak serius terhadap kawasan.

"Saya sendiri menyebut aksi brutal tersebut sebagai rutinitas yang disengaja Israel tiap bulan Ramadhan," katanya.

Aksi yang terus berulang setiap bulan puasa ini juga menunjukkan Dewan Keamanan PBB tidak belajar dari insiden-insiden sebelumnya. Padahal, kata Fadli Zon, PBB seharusnya bisa sigap dan antisipatif.

Jika diperlukan, kata dia, Dewan Keamanan bahkan dapat menurunkan pasukan perdamaian di Al-Aqsa setiap bulan puasa.

Bagi bangsa Palestina, kata Fadli Zon, Al-Aqsa adalah salah satu dari sedikit simbol nasional yang masih tersisa. Sementara itu, bagi umat Islam sedunia, Masjidilaksa adalah kiblat pertama. Dengan demikian, setiap upaya merusak kesucian Al-Aqsa, pasti akan mendapat respons dari umat Islam di seluruh dunia.

Baca juga: KSP kutuk kekerasan tentara Israel di Masjidilaksa
Baca juga: China desak dunia percepat cari solusi Israel-Palestina

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023