Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah (Kementerian BUMN) menilai pengundurandiri pejabat pemerintah yang ditempatkan di BUMN, termasuk Dirut PT Indosat Hasnul Suhaimi, merupakan hal yang biasa sehingga tidak bisa dihalang-halangi. "Hak seseorang untuk keluar dari posisinya, kita tidak boleh menahannya," kata Deputi Meneg BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, Energi dan Telekomunikasi, Roes Aryawijaya, di Jakarta, Selasa, menanggapi mundurnya Dirut PT Indosat Hasnul Suhaimi. Menurut Roes, dirinya sudah mengetahui permintaan mundur dari Hasnul Suhaimi yang disampaikan kepada Meneg BUMN Sugiharto, sebagai salah satu kuasa pemegang saham PT Indosat. "Saya belum baca suratnya, sehingga tidak tahu alasannya mundur dari Indosat. Saya juga tidak bisa berkomentar," kata Roes. Isu akan mundurnya Hasnul sebagai pimpinan puncak di Indosat sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu. Sejak kepemilikan saham pemerintah beralih kepada Singapore Technologies Telemedia (STT) di masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarno Putri, saham pemerintah saat ini tinggal mencapai sekitar 15 persen. Menurut Roes, pemerintah tidak mayoritas lagi di Indosat, jadi soal pergantian direksi merupakan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). "Tunggu saja RUPS Luar Biasa. Saya tidak bisa memastikan siapa yang akan menggantinya. Kan masih banyak orang-orang yang pintar yang bisa menggantinya," ujar Roes. Sementara itu, Corporate Communications PT Excelcomindo, Ventura Elisawati, mengatakan, belum mengetahui adanya rencana Hasnul Suhaimi akan masuk ke operator telekomunikasi PT Excelcomindo Pratama (XL). "Saya tidak tahu, yang pasti RUPS Tahunan akan dilaksanakan pada 31 Mei," kata Ventura. Secara `de jure` kata Ventura, pak Christian (Presiden Direktur XL Christian Manuel de Faria) masih memimpin XL, tapi saya tidak tahu siapa yang akan mengganti. Terkait pengunduran diri Hasnul itu, sebelumnya juga disebut-sebut terkait dengan perombakan susunan direksi operator telekomunikasi XL. Christian Manuel de Faria, telah menyatakan mundur sebagai Dirut XL sejak bulan lalu.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006