Kita sebisa mungkin menghindari cara represif sehingga tidak terjadi pelanggaran HAM."
Palu (ANTARA News) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) Sulawesi Tengah Sudirman D Hury menilai pendidikan HAM perlu masuk kurikulum sekolah.

"Banyaknya aksi tawuran dan kekerasan di Sulawesi Tengah karena masyarakat belum mendapat pendidikan tentang HAM secara maksimal," kata Sudirman saat memperingati Hari HAM Internasional di Palu, Senin.

Dia berharap pemerintah Sulawesi Tengah bisa merespon tentang masuknya pendidikan HAM ke dalam kurikulum.

Sudirman mengatakan, pendidikan HAM di sekolah diharapkan bisa mengurangi aksi kekerasan yang sering terjadi di sejumlah daerah di Sulawesi Tengah.

"Kalau masyarakat sudah paham tentang HAM maka aksi kekerasan atau tawuran diharapkan bisa berkurang seiring meningkatnya kesadaran tentang hukum," katanya.

Selama 2012 telah terjadi sekitar 30 bentrok antarwarga di Kota Palu dan Kabupaten Sigi yang disebabkan kenakalan remaja yang meluas menjadi tawuran massal.

Sebelumnya, Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen Pol Dewa Parsana juga mengakui pentingnya pendidikan tentang HAM di masyarakat.

Dalam menangani suatu perkara di masyarakat, katanya, aparat kepolisian juga berharap tidak terjadi pelanggaran HAM.

"Kita sebisa mungkin menghindari cara represif sehingga tidak terjadi pelanggaran HAM," katanya.

Dalam menangani suatu kasus di masyarakat, Polda Sulaweesi Tengah pernah dituding melakukan sejumlah pelanggaran HAM seperti kasus Buol berdarah, kasus Tiaka di Morowali dan kasus Balaesang Tanjung yang menimbulkan sejumlah korban jiwa dari pihak masyarakat sipil. (R026/S023)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012