Texas, Amerika Serikat (ANTARA) - Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan dirinya akan mengupayakan pengampunan bagi seorang pengemudi Uber yang didakwa atas pembunuhan seorang pria pada Juli 2020 saat demonstrasi Black Lives Matter (BLM) di Austin.

Melalui Twitter pada Sabtu (8/4), Abbott mengatakan dia akan memberikan pengampunan untuk Daniel Perry (37 tahun), seorang sersan tentara Amerika Serikat, segera setelah dia menerima permohonan dari dewan pembebasan bersyarat.

Sang gubernur mengatakan dirinya bisa memberikan pengampunan hanya jika ada rekomendasi dari Dewan Pengampunan dan Pembebasan Bersyarat. Namun, dia juga diperbolehkan untuk mengajukan permohonan untuk pengampunan. 

Kasus itu disidangkan untuk menentukan apakah penembakan tersebut dilakukan untuk melindungi diri.

Surat kabar Austin American-Statesman menyebutkan bahwa dewan juri pada Jumat (7/4) meyakini bahwa Perry, yang berkulit putih, menembak dan membunuh Garrett Foster.

Foster adalah pria kulit putih berumur 28 tahun yang saat itu membawa senjata AK-47. 

Menurut media, Perry mengemudikan mobilnya pada malam terjadinya penembakan tersebut, dan mengarahkan kendaraannya ke jalanan tempat unjuk rasa Black Lives Matter berlangsung.

Perry berhenti, dan beberapa pedemo, termasuk Foster, menghampirinya. Para demonstran mengatakan kepada polisi bahwa mereka khawatir akan ditabrak oleh kendaraan tersebut, menurut keterangan media.

Tim pengacara Perry mengatakan bahwa senjata ditodongkan ke arah Perry sehingga tidak ada pilihan lain bagi klien mereka itu selain menembakkan pistolnya untuk melindungi diri, koran tersebut menuliskan.

Tidak ada pengacara Perry yang bisa memberikan keterangan lewat telepon atau surat elektronik. 

Menurut media, Perry dinyatakan bersalah atas dakwaan pembunuhan setelah juri memperdebatkan kasusnya selama total 17 jam, dalam rangkaian persidangan yang berlangsung delapan hari.
 
"Saya akan bekerja secepatnya dalam lingkup yang dibolehkan oleh hukum di Texas dalam hal pengampunan untuk Sersan Perry," kata Abbott di Twitter.

"Texas memiliki salah satu hukum terkuat soal hak mempertahankan diri yang tidak bisa dihapuskan oleh juri ataupun jaksa wilayah yang progresif," katanya.

"Selain itu, saya sudah memprioritaskan pengendalian terhadap para Jaksa Wilayah yang tidak jujur, dan parlemen Texas  sedang membuat perundang-undangan untuk tujuan tersebut," ujarnya. 
  
Jose Garza, jaksa wilayah Travis County, sudah bekerja sejak 1 Januari 2021 di kejaksaan yang menangani kasus itu. Dia berasal dari Partai Demokrat.

Ketika putusan terhadapnya dibacakan, Perry menangis sambil menyandarkan kepalanya ke dada salah seorang pengacaranya, kata Austin American-Statesman.

"Kami senang dengan keputusan itu. Kami merasa kasihan kepada keluarganya juga. Tidak ada yang menang dalam hal ini," kata Stephen Foster, ayah korban, sebagaimana dikutip surat kabar tersebut.

Menurut catatan daring Pengadilan Distrik 147 Travis County, Texas, Perry dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dan akan dikenai hukuman oleh Clifford Brown, hakim pengadilan negeri Texas.

Sumber: Reuters

Baca juga: Satu orang tewas dalam penembakan di mal Texas

Baca juga: Kronologi suram penembakan massal di Amerika Serikat

 

Jenazah WNI korban penembakan di AS tiba di rumah duka di Semarang

Penerjemah: Mecca Yumna
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023