The Fed selama setahun terakhir telah memulai salah satu siklus kenaikan suku bunga paling agresif dalam beberapa dekade
New York (ANTARA) - Federal Reserve mungkin tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk melawan inflasi, karena dampak dari gejolak bulan lalu di sektor perbankan dan serangkaian data tenaga kerja baru-baru ini menunjukkan perlambatan ekonomi AS, seorang eksekutif BlackRock mengatakan pada Senin (10/4/2023).

Meskipun laporan ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja Jumat (7/4/2023) menunjukkan bahwa pengusaha AS mempertahankan laju perekrutan yang kuat bulan lalu, itu juga ditandai dengan melambatnya kenaikan upah dan pertumbuhan pekerjaan yang berada di bawah rata-rata pergerakan tiga, enam dan 12 bulan, kata Rick Rieder, kepala investasi pendapatan tetap global di BlackRock, manajer aset terbesar di dunia.

Data itu, bersama dengan angka pasar tenaga kerja yang dirilis minggu lalu dan ekspektasi kondisi kredit yang lebih ketat setelah kegagalan dua bank AS bulan lalu, melukiskan gambaran ekonomi yang melambat, menurut Rieder.

"Laporan ketenagakerjaan Jumat lalu (7/4/2023), meski jelas tidak mengkhawatirkan dengan cara apa pun, memungkinkan investor untuk melihat lebih jelas melalui apa yang seharusnya menjadi rangkaian kondisi ekonomi yang jauh lebih lambat," tulis Rieder dalam sebuah laporan.

"Agaknya, ini juga akan melihat penghentian kenaikan suku bunga kebijakan Fed setelah satu kemungkinan kenaikan lagi pada pertemuan Mei, meskipun mungkin juga Fed sudah melakukannya," tambahnya dalam pernyataan email kepada Reuters.

The Fed selama setahun terakhir telah memulai salah satu siklus kenaikan suku bunga paling agresif dalam beberapa dekade untuk mengekang tekanan harga-harga dan memperkirakan biaya pinjaman akan tetap di sekitar level saat ini hingga akhir 2023.

Untuk saat ini, para pedagang mengambil pandangan yang lebih dovish dan memperkirakan para pembuat kebijakan takan memangkas suku bunga di akhir tahun, membaea suku bunga dana Fed menjadi 4,35 persen dari kisaran 4,75 persen hingga 5,0 persen saat ini.

Para investor akan mengamati dengan seksama laporan inflasi pada Rabu (12/4/2023) untuk mengukur lintasan jangka pendek untuk suku bunga.

Menurut Rieder, inflasi akan mereda ke depan, sejalan dengan perlambatan ekonomi yang terlihat bulan lalu. "Mudah-mudahan... pasar bisa menantikan Fed yang lebih santai dari sini," katanya, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Fed ragukan kebijakan moneter picu tekanan sektor perbankan
Baca juga: Yen jatuh setelah data pekerjaan AS dukung kenaikan suku bunga Fed
Baca juga: Dolar merangkak naik di Asia jelang data penggajian nonpertanian AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023