Program TFCA-Sumatra merupakan pengalihan hutang Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Amerika Serikat yang ditujukan untuk pelestarian hutan tropis Sumatra.
Bengkulu (ANTARA News) - Taman Nasional (TN) Berbak di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi, menjadi salah satu lokasi percontohan skema perdagangan karbon melalui program "Reducing Emission from Deforestation and Degradation (REDD)" untuk kawasan konservasi lahan gambut.

"Untuk lahan gambut dalam kawasan konservasi, TN Berbak, Jambi, menjadi percontohan di Pulau Sumatra," kata Koordinator Teknis Taman Nasional Berbak, Ujang Holisudin saat rapat koordinasi penajaman proposal dana hibah konservasi melalui program "Tropical Forest Conservation Action for Sumatra" (TFCA-Sumatra) di Bengkulu, Kamis.

Berdsarkan hasil penelitian di TN Berbak, kata dia, terdapat stok karbon sebanyak 25 juta ton di kawasan seluas 162.700 hektare itu.

Sedangkan kemampuan menyerap karbon atau emisi mencapai 70 juta ton. Dengan demikian, TN Berbak ditargetkan mampu menyerap emisi sebesar 1,835 juta ton dari target penurunan emisi 26 persen oleh pemerintah Indonesia.

Dengan potensi tersebut, TN Berbak masih perlu verifikasi dan sudah meregistrasi dokumen pelaksanaan REDD ke Kementerian Kehutanan.

"Kami juga sudah membuat plot permanen sampling untuk monitoring karbon, dan sudah membangun infrakstrukturnya," tambahnya.

Balai TN Berbak, kata dia, juga sudah melakukan survei kondisi ekonomi di desa sekitar kawasan.

Ia mengatakan bantuan dana hibah konservasi TFCA-Sumatra akan mendukung TN Berbak untuk program REDD tersebut.

Program TFCA-Sumatra merupakan pengalihan hutang Pemerintah Indonesia kepada Pemerintah Amerika Serikat yang ditujukan untuk pelestarian hutan tropis Sumatra.

Untuk program ini, Balai TN Berbak bermitra dengan tiga lembaga lingkungan hidup non-pemerintah di Jambi yakni Gita Buana, ZSL dan Walestra.

"Program TFCA ini akan mendukung kami untuk mempertahankan kawasan hutan TN Berbak tetap lestari," katanya.

Terdapat dua program utama kata dia yakni pelestarian hutan mangrove di Pantai Timur Sumatra dan pembuatan hutan desa di wilayah dataran rendah.

Direktur Yayasan Gita Buana Oldy Arnoldy mengatakan tujuan utama program TFCA adalah pelestarian bentang alam dan keragaman hayati di kawasan konservasi TN Berbak melalui pemberdayaan masyarakat setempat.

"Program ini untuk memelihara kawasan konservasi tapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat lokal," katanya.

Dana hibah tersebut juga digunakan untuk mitigasi konflik satwa langka terancam punah yakni harimau Sumatra (Phantera tigris Sumatrae).
(KR-RNI)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2012