Palangka Raya (ANTARA News) - Badan Pengelola Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation Plus (REDD+) melatih 25 guru di Kalimantan Tengah agar selaku pendidik memahami program sekolah hijau.

"Guru-guru yang mengikuti pelatihan sekolah hijau itu berasal dari tujuh kabupaten yang telah menandatangani nota kesepahaman dengan BP REDD+," kata kata Penanggung Jawab Program Sekolah Hijau BP REDD+, Aulia Wijiasih, di Palangka Raya, Senin.

Ketujuh kabupaten tersebut yakni Pulang Pisau, Kuala Kapuas, Katingan, Kotawaringin Timur, Barito Selatan, Gunung Mas, dan Murung Raya.

Menurutnya program pelatihan sekolah hijau itu dirancang untuk membangun kesadaran masyarakat agar memperhatikan dan mempraktekkan kehidupan sehari-hari yang ramah lingkungan.

"Kami ingin sekolah hijau tersebut bukan hanya dilihat dari kebersihan lingkungan sekitar dan banyaknya pepohonan, tapi juga secara keseluruhan dari pola pikir, perilaku yang harus dimulai oleh pengurus sekolah yang kemudian ditularkan kepada siswa-siswinya," katanya.

Aulia menilai saat ini para pelajar terbebani dengan nilai standar kelulusan, sehingga tidak ada lagi yang berpikir terkait dengan pengelolaan lingkungan yang baik dan sehat.

"Ketika tidak ada lagi yang peduli dengan pengelolaan lingkungan, maka dapat dipastikan kehidupan umat manusia di muka Bumi terancam sulit. Untuk itu harus ada pihak yang sejak dini mengingatkan para generasi muda mengenai kepedulian lingkungan," kata Aulia.

Pelatihan sekolah hijau (Green School) tersebut bertujuan memberi wawasan kepada para pendidik untuk melihat sesuatu secara luas tidak hanya terbatas pada satu bidang pelajaran.

Hal itu sesuai dengan salah satu tujuan pelatihan sekolah hijau di Provinsi Kalteng yaitu membangun kesadaran dan melakukan aksi nyata sesuai prinsip pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Pelatihan tersebut dilaksanakan dari 22-24 September 2014.

Pewarta: Rachmat Hidayat
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014