Adalah sepadan dan penting bagi saya untuk memerintahkan ekstradisi Kemen Uranga Artola kembali ke Spanyol untuk menghadapi tuntutan kriminal."
London (ANTARA News) - Seorang hakim Inggris hari Kamis memutuskan ekstradisi tersangka anggota kelompok separatis Basque ETA yang menjadi buronan selama lebih dari satu dasawarsa ke Spanyol.

Kemen Uranga Artola, yang menjadi sasaran Surat Perintah Penangkapan Eropa sejak 2001, diburu di Spanyol atas tuduhan pelanggaran terorisme, lapor AFP.

Pria berusia 43 tahun itu diburu pada 2000 setelah ia dituduh bersekongkol dengan ETA dan ditangkap di London pada Agustus.

"Adalah sepadan dan penting bagi saya untuk memerintahkan ekstradisi Kemen Uranga Artola kembali ke Spanyol untuk menghadapi tuntutan kriminal," kata Hakim John Zani di pengadilan.

Pengacara pembela Uranga mengatakan, mereka akan naik banding atas putusan tersebut pada pekan depan. Hakim itu menolak permohonan penjaminan tersangka dan sependapat dengan para penuntut Spanyol bahwa ia merupakan ancaman bagi penerbangan.

Uranga dituduh bersekongkol dengan sebuah kelompok bersenjata dengan memberi anggota-anggota ETA dua apartemen pada 2000.

Polisi menemukan peledak, detonator, amunisi dan dokumen ETA di salah satu tempat itu.

ETA, yang didaftar sebagai organisasi teroris oleh AS dan Uni Eropa, dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 800 orang selama empat dasawarsa perjuangan bersenjata mereka untuk mendirikan sebuah negara merdeka Basque di wilayah Spanyol utara dan Prancis selatan.

Pada 20 Oktober 2011, kelompok separatis bersenjata itu mengumumkan "penghentian tetap kegiatan bersenjatanya" setelah serangan-serangan bom dan penembakan selama lebih dari 40 tahun.

Deklarasi itu menyoroti berakhirnya kelompok separatis besar keras terakhir di Eropa Barat yang dituduh bertanggung jawab atas kematian ratusan orang.

Madrid menolak melakukan dialog dengan kelompok itu, dengan menekankan bahwa mereka harus membubarkan diri secara sepihak tanpa pamrih.

Spanyol dan Prancis bekerja erat untuk menumpas ETA, yang bertanggung jawab atas kematian ratusan orang dalam perang gerilya 42 tahun mereka untuk mendirikan negara merdeka Basque di wilayah-wilayah Spanyol utara dan Prancis baratdaya.

ETA, yang beberapa waktu lalu memperingati setengah abad kelahiran mereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok nasionalis mahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan Jendral Francisco Franco, yang menindas bahasa Basque.

Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu, yang melemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lama relatif tidak aktif, berusaha melakukan unjuk kekuatan untuk membuktikan bahwa mereka masih bisa melancarkan serangan terhadap pemerintah Spanyol dan menjaga semangat para pendukungnya.

Meski sebagian besar penduduk Basque tampaknya mendukung kemerdekaan bagi wilayah pegunungan itu, yang sudah memiliki otonomi besar, dukungan bagi kekerasan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.

Serangan fatal yang dituduhkan pada ETA terjadi pada Juni 2009, ketika sebuah bom mobil menewaskan seorang polisi anti-teroris di kota Bilbao, Basque.

Para analis mengatakan, ETA kehilangan dukungan bagi perjuangan mereka melalui kekerasan, namun pengumpulan pendapat umum menunjukkan mayoritas penduduk Basque mungkin masih menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari Spanyol.

Pada April 2010, polisi menangkap tersangka komandan utama ETA Jurdan Martitegi, sehingga jumlah komandan mereka yang ditangkap menjadi empat orang dalam waktu kurang dari setahun. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2012