Saat ini masyarakat lebih memilih membelanjakan uangnya untuk membeli kebutuhan bahan pokok dibanding menyimpan uangnya di perbankan
Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan tantangan inflasi bagi perbankan, yang saat ini sedang diantisipasi di berbagai negara.

"Di tengah kondisi pemulihan ekonomi, saat ini masyarakat lebih memilih membelanjakan uangnya untuk membeli kebutuhan bahan pokok dibanding menyimpan uangnya di perbankan," katanya saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bank Jatim Tahun Buku 2022 di Surabaya, Rabu.

Menurutnya, kenaikan inflasi akan berpengaruh terhadap kinerja perbankan.

Baca juga: Bank Jatim gelar "JConnect Ramadhan Festival" bersama pelaku UMKM

"Ketika tingkat inflasi tinggi, bank sentral akan menurunkannya dengan menaikkan suku bunga. Inflasi yang tinggi membuat nilai riil tabungan menjadi rendah sehingga masyarakat memilih membelanjakan uangnya membeli kebutuhan pokok yang semakin mahal daripada menyimpannya di bank," ujarnya.

Gubernur Khofifah, mengatakan, secara umum, kinerja keuangan Bank Jatim pada tahun 2022 menunjukkan kinerja yang relatif stabil.

Terlihat antara lain dari total aset yang meningkat 2,29 persen dari Rp100,723 triliun menjadi Rp103,031 triliun. Selain itu peningkatan kredit 8,06 persen dari Rp42,749 triliun menjadi Rp46,197 triliun, serta laba bersih sebesar 1,30 persen dari Rp1,523 triliun menjadi Rp1,543 triliun.

Dari sisi rasio terlihat bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Jatim sebesar 24,74 persen, Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,83 persen, Return on Asset (ROA) sebesar 1,95 persen, Return on Equity (ROE) sebesar 16,24 persen, Net Interest Margin (NIM) sebesar 5,11 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 56,50 persen.

Sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Khofifah mendorong Bank Jatim harus ikut berkontribusi dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), salah satunya melalui penyaluran dana bergulir (Dagulir).

"Sampai dengan Bulan Februari 2023, jumlah Dagulir yang telah disalurkan oleh Bank Jatim mencapai Rp509,451 miliar kepada sebanyak 12.649 debitur," katanya.

Dia berharap, penyaluran kredit ke depan bisa semakin optimal dan banyak berpihak kepada UMKM.

Khofifah mengatakan, di antaranya yang bisa dilakukan melalui beberapa strategi, seperti mendorong peningkatan sektor produktif terutama sektor UMKM dan korporasi, serta memaksimalkan upaya penanganan pemulihan Non Performing Loan (NPL), semisal melalui restrukturisasi, lelang maupun penagihan.

"Selain itu dapat melakukan percepatan pengembangan produk berbasis digital dan peningkatan efektivitas bisnis treasury," ucapnya.

Baca juga: Khofifah minta Bank Jatim beri pendampingan manajemen pedagang pasar

Pewarta: Abdul Hakim/Hanif Nashrullah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023