Kalau penggunaan BBM bersubsidi tidak dikendalikan, bisa jadi 48 juta kiloliter dan ada tambahan belanja kira-kira Rp70 triliun,"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, beban APBN 2013 dapat bertambah sebesar Rp70 triliun apabila penggunaan kuota BBM bersubsidi tahun depan meningkat dari 46 juta kiloliter menjadi 48 juta kiloliter.

"Kalau penggunaan BBM bersubsidi tidak dikendalikan, bisa jadi 48 juta kiloliter dan ada tambahan belanja kira-kira Rp70 triliun," katanya di Jakarta, Jumat.

Menkeu menjelaskan potensi kelebihan belanja itu masih merupakan perkiraan sementara yang dapat berubah berdasarkan pergerakan harga ICP minyak, nilai tukar rupiah serta penerimaan negara, namun dia memastikan defisit anggaran tetap terjaga pada kisaran 1,65 persen.

"Kami menghadapi tantangan dengan adanya penambahan belanja negara. Ini perlu kita sikapi dengan mengoptimalkan penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)," katanya.

Direktur Jenderal Anggaran Herry Purnomo menambahkan potensi pembengkakan belanja Rp70 triliun dapat terjadi apabila terjadi kelebihan kuota dua juta kiloliter BBM bersubsidi tahun depan, kecuali terjadi penyesuaian harga BBM pada 2013.

"Potensi kelebihan bisa darimana saja, tapi yang jelas potensi pembengkakannya terlihat dari (belanja) subsidi, kecuali ada `policy` kenaikan (harga) BBM," katanya.

Pelaksana tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengharapkan pada 2013, upaya pengendalian BBM bersubsidi tetap dilakukan untuk menjaga kuota yang telah ditetapkan sebesar 46 juta kiloliter.

Untuk itu, Bambang meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral segera melakukan diversifikasi energi dengan memaksimalkan penggunaan gas dan energi lainnya, serta mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

"Kalau memang ada rencana untuk menggunakan gas, sebaiknya itu dilakukan. Dengan target dan tujuan yang lebih jelas," ujarnya.

Ia juga menginginkan pemanfaatan BBM bersubsidi benar-benar tepat sasaran melalui kebijakan yang lebih tegas, sehingga masyarakat yang mampu tidak lagi dapat mengkonsumsi BBM jenis premium dan solar.
(S034/S025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012