"Kami harus mencobanya."
Yokohama (ANTARA News/AFP) - Gelandang klub Chelsea, Frank Lampard, yang golnya saat melawan Jerman pada Piala Dunia 2010 tidak disahkan wasit, menyatakan setuju dan yakin bahwa perkenalan teknologi garis gawang ke sepak bola merupakan hal tepat.

Lampard tampil sebagai pemain pengganti saat Chelsea memenangi semifinal Piala Dunia Klub atas Monterrey pada Kamis. Hal tersebut menjadi pertama kalinya tim Liga Inggris itu memainkan pertandingan bersistem garis gawang dipakai untuk membantu wasit.

"Saya sekarang mendukungnya, khususnya karena ini akan menjadi penilaian yang sederhana dan cepat, serta tidak akan menyita banyak waktu dari permainan," kata pemain 34 tahun ini menjelang pertandingan di Yokohama, Jepang.

Ia menimpali, "Apapun yang dapat kami lakukan untuk membantu para wasit, yang memiliki saat-saat sulit ketika berusaha untuk melihat semua hal. Kami harus mencobanya."

Selain itu, ia menilai, "Jika ini tidak merusak permainan, dan ini dapat menambah faktor kegembiraan seperti pada kriket, maka kenapa tidak?"

Lampard dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan sempat menendang bola dari jarak jauh yang membentur bagian bawah mistar gawang dan melintai garis sebelum memantul keluar gawang.

Gol itu tidak ditanggapi wasit, sehingga memicu Federasi Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFA) berwacana penggunaan teknologi garis gawang.

Badan sepak bola dunia itu menguji coba dua sistem pada Piala Dunia Klub di Jepang, yakni Hawk Eye yang berbasis kamera, dan GoalRef yang menggunakan lempengan-lempengan magnet maupun bola dengan chip khusus untuk menentukan apakah bola telah melewati garis gawang atau belum.

Kedua sistem itu akan memberi informasi kepada wasit dengan rentang waktu sedetik, jika gol tercipta, demikian penjelasan FIFA.

GoalRef digunakan pada pertandingan semifinal yang dimenangi Chelsea di Stadion Internasional, namun momen tersebut berlangsung layaknya banyak pertandingan lain karena tidak ada keputusan penting wasit yang memerlukan bantuan teknologi.

FIFA akan menganalisa kinerja kedua sistem selama di Jepang pada awal tahun depan, sebelum memutuskan sistem maka yang akan dipakai untuk Piala Konfederasi pada Juni 2013.

Selain itu, FIFA menegaskan bahwa teknologi itu hanya akan digunakan untuk menentukan apakah bola telah melewati garis gawang atau tidak, seperti halnya yang disepakati Lampard.

"Sepanjang itu seputar peluang-peluang gol, maka saya pikir saya selalu mendukungnya, dan salah satu hal telah membawa kita semakin ke masa depan," ucap Lampard kepada Chelsea TV.

"Di lapangan tengah, di mana mata manusia dapat berargumen tentang hal itu, maka teknologi ini jadi sangat mudah dan membantu," katanya menambahkan.
(Uu.H-RF/A032)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2012