Mataram (ANTARA News) - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan bahwa sekarang masih ada stigma diskriminasi terhadap pengidap AIDS sehingga terjadi keengganan melakukan pemeriksaan diri secara dini.

"Itu berarti pengidap HIV terlambat berkonsultasi atau memeriksakan dirinya karena masih ada stigma diskriminasi," kata Nafsiah setelah meninjau kondisi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu sore.

Nafsiah mengemukakan hal itu setelah mencermati data pengidap AIDS di wilayah NTB yang lebih banyak dari pengidap HIV.

Data versi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTB, dalam enam tahun terakhir sampai posisi September 2012 terdata sebanyak 650 orang tertular virus mematikan itu, terdiri dari 321 orang penderita HIV dan 329 orang penderita AIDS.

Menkes juga berpandangan bahwa jumlah pengidap AIDS yang lebih banyak dari pengidap HIV itu, kemungkinan karena para pemangku kepentingan kurang merangkul populasi kunci.

"Kemungkinan karena kurang merangkul populasi kunci, biasanya kalau bisa rangkul populasi kunci maka mereka bisa memberitahu teman-temannya agar sedini mungkin datang berobat. Semestinya pengidap AIDS itu hanya 20 persen dari total pengidap HIV," ujarnya.

Menkes kemudian meminta para wartawan untuk membantu menginformasikan kepada semua pihak yang sekiranya tergolong komunitas berisiko tertular HIV/AIDS, agar sedini mungkin melakukan pemeriksaan agar mengetahuinya.

"Dengan bantuan teman-teman perse, yang bersangkutan dapat saja mencegah penularan ke orang lain, terutama pasangannya, sekaligus sebagai motivator buat orang lain," ujarnya.

Sebelumnya, Sekretaris KPA Provinsi NTB H Soeharmanto mengatakan, penemuan kasus HIV/AIDS di wilayah NTB terus bertambah, dan sampai posisi September 2012 terdata sebanyak 650 orang tertular virus mematikan itu, terdiri dari 321 pengidap HIV dan 329 pengidap AIDS.

Sebanyak 164 orang dari 329 orang penderita AIDS atau 49,8 persen, sudah meninggal dunia. Penderita AIDS yang masih hidup terdata sebanyak 165 orang atau 50,2 persen dari total penderita AIDS yakni sebanyak 329 orang.

Pengidap HIV di wilayah NTB mulai terdata sejak 2006 yakni sebanyak 63 orang dan AIDS sebanyak 36 orang, kemudian meningkat menjadi 112 orang pengidap HIV dan 57 orang AIDS di 2007.

Pada 2008, pengidap HIV terdata sebanyak 137 orang dan pengidap AIDS bertambah menjadi 83 orang, termasuk enam orang yang semula hanya terindikasi mengidap HIV.

Pada 2009 pengidap HIV terdata sebanyak 167 orang dan pengidap AIDS bertambah menjadi 128 orang, dan pada 2010 bertambah lagi menjadi 212 orang penderita HIV dan sebanyak 173 orang penderita AIDS.

Pada 2011 terdata sebanyak 261 penderita HIV dan 233 penderita AIDS, dan sepanjang 2012 sampai posisi September terdata sebanyak 321 orang penderita HIV dan 329 orang penderita AIDS.

"Terjadi penambahan sebanyak 60 orang penderita HIV dan 96 orang penderita AIDS, hanya dalam sembilan bulan terakhir ini. Data ini kami peroleh secara resmi dari Dinas Kesehatan Provinsi NTB yang dihimpun dari berbagai klinik VCT (Voluntary Counselling and Testing)," ujarnya.

Pengidap virus HIV/AIDS di wilayah NTB itu terbanyak berusia 25-29 tahun kemudian usia 30-34 tahun dan usia 20-24 tahun.

Ditinjau dari jenis kelamin, penderita HIV/AIDS sampai September 2012, masih didominasi oleh kaum laki-laki yakni sebanyak 391 orang atau 60,15 persen, dan kaum perempuan sebanyak 259 orang atau 39,85 persen.

Sementara persentase komulatif kasus HIV/AIDS berdasarkan faktor risiko, juga masih didominasi oleh mediator hubungan seksual yakni 311 orang (50,78 persen) heteroseksual dan 38 orang (7,05 persen) homoseksual. Sisanya, akibat penggunaan jarum suntik sebanyak 137 orang (25,42 persen), perinatal (warisan ibu) sebanyak 28 orang (5,19 persen), donor darah dua orang (0,37 persen) dan tidak tahu penyebabnya 23 orang (4,27 persen).

Para pengidap HIV/AIDS itu terbanyak berdomisili di Kota Mataram, ibukota Provinsi NTB yakni sebanyak 258 orang, kemudian Kabupaten Lombok Timur 105 orang, Lombok Barat 90 orang, Lombok Tengah 83 orang, Sumbawa Barat 36 orang, Kabupaten Bima 21 orang, Sumbawa 17 orang, Lombok Utara 17 orang, Kota Bima 10 orang, dan Dompu sebanyak delapan orang, serta luar wilayah sebanyak lima orang.

(A058/I014)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012