Manila (ANTARA News) - Jumlah resmi korban tewas topan besar Bopha (nama lokal: Pablo) mencapai 1.020 orang, sementara jumlah yang hilang juga meningkat menjadi 844 orang, kata badan pemerintah pada Minggu.

Badan urusan penanggulangan bencana Filipina (NDRRMC) mengatakan pusat koordinasi tanggap wilayah dibangun di kota Davao untuk mencari korban selamat dan mayat korban.

Angkatan Laut Filipina dan pasukan Penjaga Pantai juga telah memobilisasi kapal laut dan pesawat untuk membantu operasi penyelamatan.

Topan Bopha, diyakini menjadi topan paling parah di Filipina selama dua dekade terakhir, menghantam Baganga, Davao Oriental, pada 4 Desember.

Topan ganas tersebut membawa angin kencang dan banjir, sangat mempengaruhi Provinsi Compostela Valley dan Davao Oriental di wilayah Mindanao, Filipina selatan.

Sampai saat ini, 30 provinsi atau kota masih tidak mendapat aliran listrik, enam provinsi tidak memiliki pasokan air, kata NDRRMC dalam satu laporan yang dirilis pada Minggu pagi.

Sebanyak 10.000 rumah rusak, lebih dari 6,2 juta orang yang selamat terdampak bencana di daerah-daerah yang berjuang untuk mendapatkan makanan dan tempat penampungan.

Nilai kerugian kerusakan pertanian mencapai 16 miliar peso (390 juta dolar AS), dan kerusakan infrastruktur melampaui 7,7 miliar peso.

Topan mematikan itu juga telah merusak 385 sekolah di 22 provinsi di delapan wilayah. (satu dolar AS sama dengan 41 peso).

(H-AK/B002)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012