Teheran (ANTARA News) - Anggota Parlemen Iran mengecam Amerika Serikat dan mengatakan sanksi baru negara adidaya itu terhadap Republik Islam Iran tak sesuai dengan pendekatan diplomasi  menyelesaikan sengketa nuklir.

Mereka mengecam mekanisme dwi-pendekatan AS yang di satu sisi menyerukan pembicaraan sedangkan di sisi lain  mensahkan sanksi lagi sebagai alat tekanan dalam perundingan.

Pemerintah Presiiden AS Barack Obama, Kamis (13/12), meningkatkan tekanan atas Iran sehubungan dengan program nuklir kontroversialnya dengan memberlakukan sanksi atas tujuh organisasi dan lima orang tambahan.

Departemen Luar Negeri dan Keuangan AS menuduh perusahaan dan orang tersebut "menyediakan pemerintah "teknologi, layanan dan barang unik yang meningkatkan kemampuan rejim guna memperkaya uranium dan/atau membuat reaktor penelitian air berat".

Departemen Keuangan menyatakan tindakan itu ditujukan pada operasi pengadaan internasional Organisasi Energi Atom Iran, Perusahaan Teknologi Sentrifugal Iran dan Program Pengayaan Uranium Iran, demikian laporan kantor berita China Xinhua.

Mohammad-Hassan Asafari, anggota Komisi Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional Majelis (Parlemen) Iran, mengatakan sanksi baru tersebut --yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat atas Iran sehubungan dengan program nuklir Teheran-- akan gagal, kata Press TV, Ahad.

"Sanksi atas tujuh perusahaan dan lima orang lagi itu ... melanggar hak asasi manusia dan bertentangan dengan peraturan internasional," kata Asafari sebagaimana dikutip.

Ia mengatakan babak baru sanksi AS tersebut memperlihatkan pertentangan dalam sikap dan prilaku para pejabat negara itu.

(C003)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012