Inti dari program CSR atau TJSL itu bukan hanya sekadar kucuran dana atau modal, tetapi juga pendampingan dari awal yang efektif hingga tahap pengemasan dan memasarkan produk UMKM binaan.
Jakarta (ANTARA) - PT PLN Indonesia Power, sebagai Subholding PT PLN (Persero), mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan mendorong kaum disabilitas untuk mandiri dan berdaya.

Direktur Utama PLN Indonesia Power (PLN IP) Edwin Nugraha Putra dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan, upaya untuk membantu kemandirian kaum disabilitas tersebut dilakukan lewat program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL), yang dijalankan salah satu unit PLN IP, PLTP Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, berupa budi daya jamur.

"Inti dari program CSR atau TJSL itu bukan hanya sekadar kucuran dana atau modal, tetapi juga pendampingan dari awal yang efektif hingga tahap pengemasan dan memasarkan produk UMKM binaan," ujarnya.

Baca juga: PLN Indonesia Power pastikan PLTU Pelabuhan Ratu andal saat Lebaran

Ia mengatakan, pendampingan juga dilakukan hingga tahap inovasi teknologi yang pada akhirnya membuat masyarakat sekitar wilayah pembangkit listrik menjadi terangkat dari sisi perekonomiannya.

"Hal ini juga merupakan wujud implementasi PLN untuk selalu menjalankan prinsip environmental, social and governance (ESG) di setiap program TJSL," tambahnya.

Dari unit-unit pembangkitan yang menjadi operasional PLN IP, Edwin menjelaskan semua unit melakukan berbagai upaya dan program dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.

Usaha budi daya jamur inklusif tersebut bermula dari kegiatan pengobatan dan pemberian alat bantu protesa yang diselenggarakan Klinik Bhakti Indonesia Power Unit Kamojang POMU.

Kini, binaan UMKM yang digawangi beberapa penyandang disabilitas itu dapat mandiri dan beromzet hingga Rp100 juta per tahun bersama binaan lainnya yaitu jamur Kamojang.

Baca juga: PLN operasikan PLTS terapung terbesar di Indonesia

Beberapa produk UMKM yang telah beredar di pasaran yaitu stik jamur, keripik jamur, bakso jamur, dan beberapa makanan olahan lain yang berbahan baku jamur.

Ketua Kelompok Budidaya Jamur Disabilitas Wiwin Khodijah yang sehari-harinya memiliki kesibukan sebagai guru PAUD menyebutkan dirinya yang pernah terpuruk karena keadaan fisiknya, kini mempunyai mimpi dengan budi daya jamur serta hidup mandiri walaupun dengan keterbatasan yang ada.

"Awalnya, saya mengidap diabetes sehingga harus kehilangan kedua kaki, namun saya tidak patah semangat dan bahkan saat ini saya berani untuk bercita-cita melalui budi daya jamur ini, saya dapat hidup mandiri," ujarnya.

Edwin mengatakan seiring terus meningkatnya permintaan produk makanan olahan jamur maupun jamur tiram kini kelompok budi daya jamur itu terus mengembangkan kapasitasnya baik berupa pelatihan maupun inovasi yang tentunya didampingi tim PLN IP Kamojang.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023