Jakarta (ANTARA) -
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) membatalkan naturalisasi Justin Hubner karena terdapat permintaan sang pemain yang tidak dapat dipenuhi, demikian disampaikan anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga.

"Jadi kita tidak melanjutkan untuk naturalisasi terhadap Hubner, karena ada permintaan Hubner yang tidak bisa kita penuhi," kata Arya saat ditemui di GBK Arena, Jakarta, Senin.

Namun Arya tidak menjelaskan secara rinci mengenai permintaan Justin yang tidak dapat dipenuhi tersebut. Namun sempat beredar rumor bahwa pemain Wolverhampton Wanderers tersebut meminta pembayaran sebesar satu juta euro.

Baca juga: Pengamat beberkan sebab sepak bola Indonesia sulit maju
 
Pria yang juga menjabat sebagai staf khusus Menteri BUMN itu juga tidak mengetahui mengapa permintaan Justin tersebut baru dilontarkan menjelang fase akhir proses naturalisasi.
 
"Yang pasti kan begini, tidak ada niat kita untuk menghambat, ada komunikasi, ada namanya pendekatan kepada pribadi, kemudian keluarga. Biasanya mereka akan menunjuk agennya setelah itu. Baru kita proses." ujar Arya.
 
Sementara itu, proses naturalisasi untuk Ivan Jenner dan Rafael Struick masih diteruskan. Arya mengatakan bahwa kedua pemain itu tidak menyodorkan persyaratan tertentu yang tidak dapat dipenuhi PSSI.
 
"Kami sudah bersurat dengan Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga), kemudian Kemenpora akan ke Kemenristek (Kementerian Riset dan Teknologi) untuk Jenner dan Struick itu akan kita proses, akan diurus administrasinya dan disumpah," tutur Arya.
 
Arya menambahkan bahwa jika kelak sudah dinaturalisasi, ia berharap Jenner dan Struick meneruskan berkarier di Eropa, demi mendapatkan pengalaman kompetisi yang lebih baik.

Jenner saat ini bermain untuk klub Belanda UtrechtU-21, sedangkan Struick juga bermain di liga negara kincir angin ADO Den Haag.

Baca juga: PSSI Pers gelar diskusi refleksi organisasi jelang HUT ke-93
Baca juga: Shayne Pattynama sudah selesaikan urusan pindah federasi sepak bola

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Roy Rosa Bachtiar
Copyright © ANTARA 2023