Alhamdulillah, infrastruktur gas di KJG dijaga dengan baik secara safety. Di satu sisi, dari Lapangan Kepodang juga mampu memberikan pasokan gas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.....
Jakarta (ANTARA) - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk mengoptimasi infrastruktur terintegrasi agar pemanfaatan gas bumi di Jawa Tengah semakin meluas.

Optimasi dilakukan melalui Onshore Receiving Facility (ORF) KJG Tambak Lorok ruas pipa Kalimantan Jawa Gas (KJG), yang sudah terintegrasi pipa Gresik-Semarang (Gresem) untuk memaksimalkan pasokan gas dari Lapangan Kepodang dan PEPC Jambaran Tiung Biru (JTB).

"Alhamdulillah, infrastruktur gas di KJG dijaga dengan baik secara safety. Di satu sisi, dari Lapangan Kepodang juga mampu memberikan pasokan gas yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan. Secara infrastruktur, integrasi infrastruktur bisa mendapatkan tambahan alokasi pelanggan tidak hanya untuk PLTGU Tambak Lorok," ujar Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PGN Fadjar Harianto Widodo di ORF KJG Tambak Lorok, Jawa Tengah, dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Selasa.

Baca juga: PGN jaga kelancaran penyaluran gas ke pembangkit PLN pada Lebaran

Fadjar mengatakan dengan integrasi infrastruktur dapat memberikan layanan gas bumi yang lebih baik.

Pelanggan di Jawa Tengah bisa mendapatkan gas dari JTB melalui pipa Gresem, sehingga menjadi dukungan dan alternatif pasokan yang mulanya satu sumber. Saat ini, sumber pasokan dari JTB yang dapat dimanfaatkan 70 MMSCFD.

Di ORF Tambak Lorok telah dibangun jumperline yang menjadikan gas bumi dari Lapangan Kepodang dan pipa Gresem lebih fleksibel untuk berbagai konsumen.

Tidak hanya untuk sektor kelistrikan yakni PT PLN Indonesia Power Semarang, tetapi juga nonkelistrikan seperti industri, komersial, dan rumah tangga.

"Rata-rata market saat ini di daerah Demak ada enam industri dengan kebutuhan gas hampir 2,5 BBTUD. Saat ini kami sedang mengembangkan pasar ke Mangkang," jelas Fadjar.

Baca juga: PGN raih laba bersih Rp4,84 triliun pada 2022

Beberapa pasar yang mendapatkan pasokan gas dari Kepodang dan JTB antara lain SPBG Kaligawe dengan kebutuhan 1 BBTUD, Aroma Kopi 2,5 BBTUD, Kawasan Industri Tambak Aji, Mother Station CNG 3,5 BBTUD, Mangkang, Batang, dan Kawasan Industri Kendal.

"Tambahan pasokan akan kami kembangkan untuk mendukung perluasan jaringan gas rumah tangga GasKita. Saat ini, kami sedang mengembangkan di daerah Kota Semarang sebanyak 5.000 sambungan rumah dengan dana PGN. Selain itu, kami jalankan jargas APBN terakhir kurang lebih 3.500. Secara keseluruhan tambahan jargas tahun 2023 ini sebanyak 8.000 sampai 9.000 sambungan," ujar General Manager PGN Sales & Operation Region III (SOR III) Edi Armawiria.

Untuk mendukung keandalan pasokan gas, Direktur Utama PT Saka Energi Indonesia Avep Disasmita menambahkan pihaknya tahun ini akan melakukan eksplorasi untuk menambah volume gas yang disalurkan melalui pipa KJG.

Baca juga: PGN pastikan penyaluran dan layanan gas bumi aman selama Lebaran

Gas bumi dari Lapangan Kepodang selama ini dialirkan melalui pipa transmisi KJG sepanjang 200 km menuju ORF Tambak Lorok. Desain pipa KJG mampu menyalurkan gas hingga 150 MMSCFD.

"Rencana satu sumur agar bisa memperpanjang volume 5 sampai 10 tahun ke depan, serta bisa mempertahankan untuk delivery gas melalui KJG," ujar Avep.

PGN sebagai Subholding Gas Pertamina berharap pengembangan layanan gas bumi di Jawa Tengah dapat berjalan dengan lancar dan bisa mencapai keandalan.

Suplai gas bumi yang disalurkan dengan baik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih ramah lingkungan, tetapi juga mengurangi beban subsidi energi di sektor kelistrikan, industri, komersial, rumah tangga, hingga transportasi.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023