kita sudah terbiasa dengan perbedaan jadi tidak perlu diributkan
Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer mengimbau, perbedaan hari perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah/2023, agar disikapi dengan bijak karena masing-masing punya dalil dan benar secara hukum agama.

"Perbedaan seperti ini kan bukan sekali ini terjadi. Kita sudah terbiasa dengan perbedaan jadi tidak perlu diributkan, diperdebatkan. Semuanya benar dan harus kita sikapi dengan bijak," kata Gubernur Hamka pada sidang adat Tonggeyamo, penentuan 1 Syawal di rumah dinas jabatan Gubernur di Gorontalo, Kamis malam.

Ia menilai perbedaan penetapan awal bulan Hijriah di Indonesia sudah biasa terjadi sehingga tidak perlu diperdebatkan.

Baca juga: Rektor UIN Palu imbau masyarakat toleran perbedaan penetapan 1 Syawal
Baca juga: Masyarakat Bengkulu diminta saling toleransi terkait Shalat Idul Fitri

Perbedaan penetapan Idul Fitri, lanjut kata Hamka, hanya karena perbedaan metode penentuan awal bulan Hijriah. Muhammadiyah menggunakan metode hisab sementara pemerintah menggunakan metode rukyatul hilal atau melihat hilal.

"Oleh sebab itu saya mengimbau kepada masyarakat harus ada toleransi seperti kata Pak Menteri Agama, yang misalnya sudah meyakini 1 Syawal itu jatuh pada hari Jumat besok, silakan merayakan dan yang nanti melaksanakan sesuai putusan pemerintah juga diperbolehkan," katanya.

Sebelumnya, Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal jatuh pada hari Sabtu tanggal 22 April 2023, sementara bagi Muhammadiyah jatuh pada Jumat 21 April 2023.

Baca juga: Kemenag Belitung ajak saling menghormati perbedaan Idul Fitri

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023